Pembajakan WhatsApp Akhyar Membuatnya Terkesan Dizolimi

DETIKDATA, KUPANG – Ikatan Profesi Komputer Informatika Indonesia (IPKIN) Sumatera Utara berkeinginan agar Pilkada kota Medan 2020 kondusif dan tidak terjadi perang sosial media seperti Pilpres 2019 yang lalu.

Demikian disampaikan oleh Fauzan Nurahmadi, S.Kom, M.Cs Sekretaris Umum IPKIN Sumut dalam wawancaranya dengan media ini di Medan, Senin siang (14/9/2020).

Ia memaparkan bahwa hasil survei internal pihaknya, mulai Januari 2020 hingga saat ini, jagat media sosial terkait Pilkada kota Medan sudah mulai marak.

“IPKIN mendata percakapan di media sosial sejak Januari sampai pelaksanaan Pilkada Desember 2020 nanti, dan akan mengeksposnya ke publik. Sehingga kita tahu statistiknya, berapa banyak yang benar, siapa yang diserang, siapa yang dirugikan karena berita tersebut”, ujarnya.

Menurut akademisi yang masih relatif muda ini, hal yang menarik perhatian pihaknya adalah kasus pembajakan WhatsApp Plt Walikota Akhyar Nasution yang maju menjadi petahana pada Pilkada serentak ini.

Hal ini berpotensi menimbulkan kegaduhan di jagad maya karena yang menyatakan adalah tokoh publik yang dalam tanda kutip dianggap masyarakat sedang dizolimi. “Pernyataan ini jelas merugikan pasangan sebelah”, ungkapnya.

“Namun hal ini dapat berbalik merugikan pak Akhyar karena dia tidak membuat laporan ke polisi. Ada anggapan bahwa Akhyar menyebar hoax untuk mencari simpati seolah-olah dizolimi”, tegasnya.

Berkaitan dengan hal tersebut, IPKIN menyarankan kepada Akhyar untuk menegaskan kembali ke masyarakat kota Medan bagaimana sebenarnya duduk perkaranya.

“IPKIN siap membantu melakukan digital forensik untuk mengungkap siapa yang melakukan pembajakan WhatsApp tersebut, dengan syarat ada ijin dari pihak kepolisian atau dari korban yang dibajak, dalam hal ini adalah pak Akhyar”, pungkasnya. (DD/R)