DETIKDATA, LABUAN BAJO – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melaksanakan Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman) di destinasi wisata super prioritas Labuan Bajo Manggarai Barat NTT. Kamis (10/9)
Gerakan BISA sebagai upaya Kemenparekraf meningkatkan kesiapan pengelola dan seluruh pemangku kepentingan di destinasi wisata memasuki era adaptasi kebiasaan baru
Koordinator Kelembagaan Regional II Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Hendry Noviardi dalam sambutannya mengatakan, pandemi COVID-19 memberikan berbagai tantangan bagi industri pariwisata tanah air.
Mulai dari penurunan kedatangan wisman dan okupansi hotel, perlambatan perjalanan domestik, penurunan konsumsi produk UMKM, hingga menimbulkan gangguan di sektor lapangan pekerjaan.
Seperti diketahui, hasil TTCI 2019, daya saing pariwisata Indonesia masih menempati peringkat ke-102 dalam kategori health and hygiene dan peringkat ke-80 dalam kategori safety and security dari 140 negara.
“Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, diharapkan para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dapat beradaptasi dengan kebiasaan baru menuju masyarakat yang produktif dan aman, serta mendukung destinasi pariwisata untuk menerapkan prinsip higiene dan sanitasi yang baik dalam tatanan kehidupan baru pascapandemi COVID-19,” kata Hendry.
Dijelaskannya, gerakan BISA ini adalah upaya untuk menggemakan semangat bergerak dan maju bersama membangun kembali kepercayaan wisatawan terhadap pariwisata Indonesia dengan menerapkan protokol kesehatan di seluruh destinasi wisata sebagai budaya dalam menghadapi era adaptasi kebiasaan baru.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, sehingga diperlukan dukungan kolektif dari semua pihak. Semangat inilah yang akan dibangun dalam kegiatan Kemenparekraf, pemerintah daerah, asosiasi komunitas, dan pihak lainnya di destinasi super prioritas Labuan Bajo ini,” katanya.
Antusiasme kolektif dalam menerapkan protokol kesehatan harus tumbuh tidak hanya dari insan pariwisata dan ekonomi kreatif, tapi juga masyarakat.
“Penerapan protokol kesehatan harus menjadi budaya baru yang ditumbuhkan oleh seluruh pihak untuk bangkit kembali dengan menciptakan peluang-peluang baru di era adaptasi kebiasaan baru di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Hendry.
Pada tempat yang sama Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina mengatakan kita ingin menciptakan pariwisata di Labuan Bajo Flores ini yang premium, berkelanjutan dan berkeadilan.
Dikatakannya kita harus ingat bahwa gerakan BISA dilaksanakan disini karena Labuan Bajo dikenal sebagai destinasi kelas dunia dengan Taman Nasional Komodo (TNK), sehingga Labuan Bajo Bajo bukan hanya sebagai tempat transit tapi juga sebagai daerah destinasi.
“Labuan Bajo sebagai Kota pesisir, pernah penting dari tiga kampung ini, Kampung tengah, air dan ujung dan dititik inilah Labuan Bajo sehingga kita melakukan gerakan BISA, kita ingin menyampaikan bahwa Labuan Bajo merupakan tempat dimulainya Labuan Bajo yang sungguh-sungguh peduli, komitmen dan konsisten menjalankan protokol kesehatan (prokes),” katanya
Dijelaskannya, bahwa disini akan dibangun Water front city dengan area publik yang besar untuk busa dinikmati oleh kita semua yang da disini, sehingga tempat ini menjadi bagian penting dari destinasi wisata di Manggarai Barat ini.
Gerakan yang kita lakukan saat ini, lanjut Fatina sebagai salah satu upaya untuk menyampaikan bahwa kalau ke Labuan Bajo tidak sah jika tidak ke kampung ini.
Terkait pandemi Covid19 yang sedang melanda saat ini, kita tidak usah panik dan ketakutan yang berlebihan, kita harus berdamai dengannya. Namun Labuan Bajo akan secara bertahap mulai menerima kehadiran wisatawan, karena kita menerima dan mengingatkan para wisatawan dan konsisten menerapkan Prokes, ungkap Shana
Sementara itu Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat Chrishpianus Mesima menyampaikan apresiasi dan berterimakasih kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang telah berupaya maksimal melakukan inovasi untuk mengembalikan kondisi Kepariwisataan di Labuan Bajo pada tatanan baru New Normal.
“hari ini salah satu dengan melaksanakan gerakan BISA yang merupakan bagian penting dari upaya tersebut bagi kita di destinasi super prioritas ini untuk lebih baik, efisien dan efektif di tatanan baru New Normal ini, ungkapnya
Penerapan protokol kesehatan, tingkat adaptasi pada kenormalan baru, dan utamanya faktor health and hygiene serta safety and security (SHSE) akan menjadi prioritas bagi wisatawan dalam menentukan tujuan berwisata, kata Sekdis Parbud Mabar. (DD/SA)