Peringati Hari Anak GMIT dan Dunia, Ini yang Dilakukan PPA GMIT Sion Sasi

DETIKDATA, KEFAMENANU  – Pusat Pengembangan Anak (PPA IO-0203) Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Sion Sasi melaksanakan kegiatan kampanye stop kekerasan terhadap anak sebagai wujud tanggung jawab serta kepedulian melindungi anak-anak dari segala bentuk tindak kekerasan, di Gedung kebaktian GMIT Sion Sasi, Klasis Timor Tengah Utara (TTU), NTT. Minggu (27/11/22)

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan memperingati hari anak GMIT tahun 2022 dan hari anak Dunia bertajuk Suara Kami Perlu di dengar Stop Kekerasan Terhadap Anak. Kegiatan dilakukan oleh anak-anak PPA IO-0203 mewakili seluruh anak GMIT Klasis TTU untuk semua anak Indonesia.

Kegiatan itu bertujuan untuk mempromosikan berbagai upaya dalam melindungi anak dari kekerasan di dalam keluarga, sekolah, dan serta mendorong keterlibatan berbagai elemen masyarakat dalam mengakhiri semua jenis bentuk kekerasan terhadap anak.

Dalam acara tersebut, suara gembala dari Ketua Majelis Klasis TTU Lay Abdi Karya Wenyi, M.Si, mengajak semua jemaat serta orang-orang dewasa agar turut mendukung pertumbuhan anak-anak baik secara fisik maupun psikis.

“Saya mengajak kita semua untuk berhenti melakukan kekerasan terhadap anak, mulai dari lingkungan terkecil kita karena kekerasan terhadap anak justru banyak terjadi dalam lingkungan terdekat, orangtua dan orang-orang yang ada di sekitar mereka,” ungkap Abdi.

Abdi juga mengingatkan bahwa anak adalah harapan yang harus dijaga dan di kasihi bukan dikasari sehingga mereka perlu dilindungi mulai dari sekarang.

“Kalau bukan kita yang melindungi siapa lagi? Kalau bukan sekarang kapan lagi. Tidak semua hal bisa selesai dengan kekerasan karena pada kenyataannya kekerasan hanya menjadi sebuah lingkaran setan karena anak memiliki kemampuan untuk melihat, mengingat dan kembali melakukan apa yang mereka amati. Mereka adalah Citra Kristus yang pantas dikasihi bukan dikasari,” tegas Abdi.

Pada saat kampanye Ketua Majelis Klasis TTU juga mendengarkan suara hati anak-anak PPA mewakili anak-anak GMIT Sion Sasi dan seluruh anak-anak GMIT Klasis TTU untuk semua anak Indonesia.

“Kami ingin hidup di dalam lingkungan yang damai, terbebas dari segala bentuk kekerasan. Kami tidak ingin tubuh kami di lukai, psikis kami di sakiti. Kami tidak kuat menahan sakitnya pukulan, sakitnya cacian, sakitnya diabaikan Kami ingin didengar, kami ingin dihargai selayaknya orang dewasa yang saling menghargai. Bantu kami untuk menjadi lebih percaya diri, bantu kami untuk berdiri meraih cita-cita kami. Stop Kekerasan Terhadap Anak,” demikian suara anak-anak PPA yang mewakili anak-anak GMIT Sion Sasi dan seluruh anak-anak GMIT Klasis TTU untuk semua anak Indonesia.

Sebagai bentuk simbolis komitmen Gereja mendukung perlindungan anak-anak, pada kesempatan itu juga Ketua Klasis TTU Lay Abdi Karya Wenyi, beserta ketua Majelis Jemaat Sion Sasi Endang Balang, S.Th, Komisi Program PPA. Simon Letuna dan perwakilan Kaum Bapak, kaum ibu, Perwakilan Majelis Jemaat dan pemuda turut menandatangani komitmen anti kekerasan yang telah disiapkan panitia.

Setelah penandatangan tersebut anak-anak memberikan bunga kepada masing-masing perwakilan sebagai bentuk cinta kasih dan ungkapan terima kasih karena telah berkomitmen serta bersedia untuk menjadi pelopor untuk memutuskan mata rantai kekerasaan terhadap anak.

Bunga yang dibagikan berisi pesan perlindungan anak untuk di tanda tangani oleh seluruh jemaat yang hadir dalam kebaktian tersebut sebagai bentuk komitmen dan masing-masing dibagikan bunga sebagai tanda cinta kasih dari anak-anak. (DD/YM)