DETIKDATA, LABUAN BAJO – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar sosialisasi protokol kesehatan kepada para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) Manggarai Barat (Mabar), NTT, di Sylvia Resort Komodo Labuan Bajo, Senin (5/10).
Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk memastikan setiap pelaku usaha di sektor Parekraf selalu menerapkan protokol kesehatan, demi terciptanya keamanan dan kenyamanan masyarakat atau wisatawan dalam berwisata kembali di Labuan Bajo, selama masa kenormalan baru, kata perwakilan Direktur manajemen industri bagian analisis kebijakan Kemenparekraf, Dananjaya Axioma,
“selain itu juga kegiatan ini bertujuan untuk mendukung industri pariwisata di Indonesia, terutama di 5 daerah destinasi super prioritas, yang salah satunya Labuan Bajo,” ungkapnya
Dananjaya menjelaskan, bahwa di masa pandemik covid-19 ini, banyak negara, termasuk Indonesia yang menutup diri terhadap wisatawan manca negara untuk sementara waktu.
Karena itu, menurutnnya, dalam penantian kembali ke kondisi normal, pemerintah dan masyarakat perlu menyiapkan destinasi wisata agar saat dibuka kembali, wisatawan bisa berkunjung kembali ke destinasi-destinasi di Labuan Bajo.
“supaya Labuan Bajo itu menarik, maka kita harus betul-betul ajarkan dan tanamkan para pelaku pariwisata ini bisa disiplin dan ketat dalam menjalankan protokol kesehatan”, jelasnya.
Senada, salah satu pemateri sosialisasi tersebut, Herbin Saragi, dari Kemenparekraf mengharapkan palaku usaha Parekraf di Mabar mampu menerapkan protokol kesehatan.
“Ditegaskan kepada pelaku industri pariwisata, pengusaha pariwisata atau pekerja pariwisata untuk menjalankan protokol kesehatan di lingkungan masing-masing agar yang namanya ekonomi dan kesehatan berjalan, sesuai tema new normal, yakni Hidup Berdampingan dengan Korona”, ungkapnya.
Salah satu peserta kegiatan tersebut, Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) cabang Manggarai Barat, Sebastian Padang, merespon positif kegiatan sosialisasi tersebut.
“Kegiatan terkait sangat positif, dimana, semua stakeholder, khusunya stakeholder pariwisata, baik pemerintah, terus industri atau pelaku pariwisata, maupun para pengelolah destinasi harus mematuhi protokol kesehatan”, jelasnya.
Selaku pelaku pariwisata, dia mengharapkan agar para pelaku Parekraf, juga masyarakat konsisten menerapkan protokol kesehatan. Sebab, menurutnya wisatawan akan menilai, destinasi mana yang sudah siap menerapkan clean, health, dan safety, juga kelestarian alam.
“Bila mana kesiapan kita, masyarakat, pemerintah, atau semua stake holder tidak menjalani ini, nanti destinasi kita tidak akan dikunjungi oleh wisatawan domestik dan manca negara”, ucapnya. (DD/SA)