DETIKDATA, KEFAMENANU – Etnis Amfoang Timau ikut memeriahkan Festival Budaya dalam rangka menyongsong 1 Abad (100 tahun) Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) pada (22/09/202) mendatang
Ke ikut sertaan tersebut ditandai Etnis Amfoang dengan membawakan tarian perang dipanggang Festival Budaya. Pada (11/09/2022)
Tarian perang yang dibawakan oleh Etnis Amfoang Timau tersebut mengisahkan peperangan antar dua suku besar yakni suku Oenam Banam dengan Suku Pah Binoni Nifu Binoni di Amfoang, yang mana wilayah ini secara administratif, berada di Kabupaten Kupang Provinsi NTT.
Suku Oenam Banam dari Timur sendiri menempati wilayah bagian selatan yang dikenal sebagai tempat matahari terbit sedangkan Suku Pah Binoni Nifu Binoni dari barat menempati daerah bagian Utara atau pesisir.
Dikisahkan penutur Nikson Baitanu peperangan tersebut kemudian dimenangkan oleh suku Pah Binoni Nifu Binoni namun untuk membangun wilayah Amfoang kedua suku besar itu memilih untuk meleburkan diri untuk bersama-sama membangun daerah mereka yang terbagi atas 6 Kecamatan.
Dalam peragaan tarian yang dibawakan Etnis Amfoang tampak para penari memulai dengan formasi huruf A yang melambangkan Amfoang secara keseluruhan dan diakhiri tarian, para penari kemudian membentuk formasi T yang melambangkan gunung Timau yang merupakan salah satu gunung tertinggi diwilayah Amfoang bagian selatan dan menjadi kebanggaan orang Amfoang
“Makna dari tarian saling mengaitkan kain selendang mewujudkan kehadiran Etnis Amfoang di Kabupaten TTU yang telah menggabungkan diri bersama masyarakat TTU menjadi satu guna, dapat bersama-sama atau memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan kabupaten TTU tercinta,” katanya
Sedangkan lagu yang mengiringi tarian perang Ciptaan Daud Sale Ludji dengan judul Amfoang le nane hit pah hit nifu dengan syairnya :
Lelogama ma tam fatumonas
Manubelon ma tam soliu
Naikliu poi Oepoli
Tam Noela ma poi Noela ma
Tam Nasi ma poi Nasi ma
Le nane hit pah Amfoang
Atoin anaot ma mnao Sun bale
Atoin anaot ma mnao Sun pah
Tian bale nae maim ho monit
Mese mumnau man ho bale
Mese mumnau man ho pah
Bale Amfoang hit pah hit nifu
Yang artinya:
Lelogama masuk Fatumonas
Manubelon masuk Soliu
Naikliu keluar Oepoli
Masuk kali keluar kali
Masuk hutan keluar hutan
Itulah Amfoang kampung kita
Laki-laki perantau mengelilingi banyak tempat
Laki-laki perantau mengeliling banyak kampung
Ketika sampai disuatu tempat carilah hidup mu
Tapi ingatlah tempat mu
Tapi ingatlah kampung mu
Kampung kita Amfoang, kolam kita Amfoang
Kata Nikson, Syair lagu tersebut mengisahkan tentang kondisi infrastruktur menuju Amfoang yang sangat memprihatikan pada tahun-tahun sebelum. Namun, dengan adanya perhatian dari pemerintah baik dari tingkat Provinsi hingga kabupaten mulai menunjukkan kemajuan
“Syair lagu tersebut menjadi pesan dari para tua adat kepada para perantau Amfoang bahwa walaupun pergi merantau demi masa depan tetapi harus ingat untuk pulang ke kampung Amfoang yang merupakan kampung halaman kita yang penuh dengan susu dan madu,” pungkas Nikson. (DD/YM)