DETIKDATA, JAKARTA – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi meluncurkan berbagai fasilitas, yaitu Sistem Informasi Kelembagaan (SIAGA), Satu Dikti, Single Sign-On (SSO), Neo Feeder, serta Dikti AI Centre.
Upaya ini untuk mendukung akselerasi transformasi digital dan meningkatkan transparansi layanan di Pendidikan Tinggi.
Sistem Informasi Kelembagaan (SIAGA), Satu Dikti, Single Sign-On (SSO), Neo Feeder, serta Dikti AI Centre yang dirilis, memiliki fungsi masing-masing. Seluruhnya bertujuan untuk memudahkan insan Dikti dalam mengakses layanan dan program milik Ditjen Diktiristek.
Aplikasi pertama yang dirilis adalah SIAGA atau Sistem Informasi Kelembagaan merupakan platform perizinan yang memberikan fasilitas kepada masyarakat dalam rangka pendirian atau perubahan perguruan tinggi akademik dan pembukaan program studi.
SIAGA didesain dengan memanfaatkan algoritma cerdas dan dibangun berdasarkan munculnya permasalahan di lapangan terkait dengan perizinan. SIAGA berkomitmen memberikan jaminan layanan yang lebih cepat dan transparan dengan cara mengotomatisasi proses perizinan untuk memangkas rantai birokrasi yang panjang dan selama ini dilakukan secara manual.
Kedua adalah Satu Dikti, yaitu platform terintegrasi yang mendukung berbagai layanan pada perguruan tinggi. Aplikasi ini dibangun untuk menyediakan layanan unggulan yang memberikan kemudahan akses informasi dunia pendidikan tinggi. Ketiga yaitu Single Sign-On (SSO) yaitu sebuah metode yang memudahkan pengguna untuk melakukan masuk di berbagai laman maupun aplikasi.
SSO Ditjen Diktiristek menjadi layanan autentikasi yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan satu akun dan pada satu halaman saja guna mengakses berbagai layanan program Ditjen Diktiristek.
Keempat adalah Neo Feeder yang merupakan versi terbaru dari aplikasi PDDikti Feeder yang digunakan untuk sinkronisasi data perguruan tinggi ke basis data (database) Forlap. Melalui pembaruan ini, Neo Feeder menawarkan berbagai kemudahan baru, yakni integrasi dengan Kampus Merdeka, pendataan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN), proses prefill lebih cepat, pembaharuan teknologi microservices, pengoperasian berbagai platform sitem (multi platform operating system), kemudahan langsung pembaruan (update) di aplikasi, tampilan yang lebih segar, serta didukung dengan inovasi teknologi terbaru yang diharapkan dapat mempermudah para pengelola data di perguruan tinggi melakukan pelaporan dan sinkronisasi data.
Terakhir adalah Dikti AI Centre. Kemendikbudristek beberapa waktu lalu telah meluncurkan suatu fasilitas server komputasi berkemampuan tinggi yang dapat dimanfaatkan secara terbuka oleh semua insan Dikti di Indonesia. Super komputer yang diadakan memiliki kapasitas komputasi sebesar 25 Petaflops dan merupakan fasilitas yang sangat mumpuni untuk pengembangan Artificial Intelligence (AI).
Fasilitas Super komputer Dikti AI Centre ini bertujuan untuk menciptakan talenta AI nasional melalui berbagai kegiatan pelatihan maupun pendidikan yang bekerja sama dengan industri dalam kaitannya dengan MBKM. Fasilitas ini juga digunakan oleh perguruan tinggi dan mitra untuk menghasilkan inovasi-inovasi di bidang AI yang dapat menjawab kebutuhan industri dan lembaga pemerintah.
Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek), Nizam, secara virtual, Senin (3/1) menyampaikan, tujuan dari Dikti AI Centre ini adalah untuk mengakselerasikan kemajuan AI yang di mana mahasiswa membutuhkan akselerasi dalam mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan turunannya.
“Upaya ini juga diluncurkan untuk mempercepat pelayanan dan menyediakan layanan yang transparan sehingga secara mudah dapat diikuti oleh proses kelembagaan sehingga integritas sistem semakin kita utamakan,” tutur Nizam, seperti dikutip dalam rilis Kemendikbudritek di Jakarta, Rabu (5/1/2022).
Nizam menambahkan, fasilitas Dikti AI Centre, kerja sama perguruan tinggi baik mahasiswa maupun dosen dengan industri dalam riset tentang AI, diharapkan mampu mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat. Beberapa kerja sama dengan industri tersebut dengan menggunakan komputer super.
Harapannya, riset-riset dalam bidang kesehatan, kebijakan, kota pintar (smart city), pertanian pintar (smart farming) dan sebagainya; makin mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat. “Sehingga dapat dimudahkan dengan adanya super computer, serta kolaborasi antara Kemendikbudristek, perguruan tinggi serta industri,” imbuhnya.
Sekretaris Direktorat Jenderal Tinggi, Riset, dan Teknologi (Seditjen Diktiristek), Paristiyanti Nurwardani juga menyampaikan perlunya peningkatan kualitas talenta digital AI dengan menyiapkan pelatihan-pelatihan agar ribuan mahasiswa bertalenta mendapatkan sertifikat nasional. Ia memaparkan di 2035, Indonesia memerlukan 90 juta talenta digital untuk menyiapkan ahli kompetensi mahasiswa yang memiliki sertifikat di bidang AI.
“Di 2021, Ditjen Diktiristek sudah menyiapkan lebih dari 62 ribu talenta digital. Di 2022 ini, kami berusaha untuk menyiapkan pelatihan digital untuk dapat meningkatkan talenta sebanyak 200 ribu mahasiswa dan bisa mendapatkan sertifikat nasional maupun internasional, dan dilipatkan pada 2023 sebanyak 3 kali lipat yaitu sebanyak 600 ribu mahasiswa yang bertalenta digital,” jelasnya.
Direktur Kelembagaan, Ridwan menambahkan, perilisan aplikasi ini merupakan salah satu bentuk peningkatan layanan Ditjen Diktiristek bagi pengguna. Untuk bidang kelembagaan, ia berharap perguruan tinggi akademik dan badan layanan penyelenggaraan perguruan tinggi akademik dapat memanfaatkan sistem SIAGA dengan baik.
“Semoga proses-proses usulan, perubahan, pendirian dan pembukaan program studi (prodi) seluruh Indonesia terutama di bawah Kemendikbudristek dapat digunakan sebaik-baiknya sehingga proses ini akan berjalan baik di masa mendatang sebagai pengganti sistem lama. Kami yakin sistem baru ini dapat meningkatkan pelayanan kami bagi pengguna layanan,” katanya optimistis.
Ismail Fahmi selaku Founder dari Drone Emprit yang hadir pun menilai peluncuran aplikasi ini dapat memperkuat kualitas sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur di Indonesia. Menurutnya, tujuan dari data atau AI adalah menciptakan SDM yang berkualitas yang berbasis pada ilmu pengetahuan, sains, teknologi, dan humaniora. Oleh sebab itu, masa depan AI menjadi tantangan dan kelangkaan yang luar biasa di bidang infrastruktur dan SDM.
“Untuk infrastruktur, perguruan tinggi yang tidak memiliki AI center bisa menggunakan platform yang diluncurkan oleh Ditjen Dikti. Mahasiswa juga bisa memanfaatkan ini untuk menguasai AI. Harapan besar saya, mahasiswa dapat berpikir untuk memanfaatkan komputasi ini untuk membuat suatu modelling big data AI, yang bisa dijadikan produk ataupun perusahaan,” ujarnya. (DD/IP)