Pertamina: Distribusi BBM di Adonara Sudah Pulih

DETIKDATA, LARANTUKA – Distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, sudah pulih kembali pascabanjir bandang di pulau Adonara pada Minggu (4/4/2021).

Hal itu disampaikan Unit Manager Communication dan Corporate Social Responsibality (CSR) atau Manager Unit Komunikasi dan Pertanggungjawaban Sosial Pertamina Marketing Region Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggarara Timur (Jatimbalinus), Deden Idhani, melalui keterangan tertulisnya Rabu (14/4/2021).

“Semenjak Rabu (7/4/2021) lalu SPBU di Adonara Timur sudah dapat beroperasi melayani masyarakat untuk jenis produk BBM Pertamax, Biosolar dan Dexlite, setelah sempat lumpuh akibat banjir bandang,” kata Deden Idhani.

Menurut Deden, pada hari pertama pascabencana akses jalan yang menuju Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kecamatan Adonara Timur terdampak banjir bandang dan tidak dapat dilewati.

Pertamina menyiagakan alternatif layanan sementara secara manual di dekat pelabuhan, dengan tujuan kebutuhan BBM masyarakat masih dapat terpenuhi sambil menunggu akses jalan menuju SPBU kembali dapat dilalui.

Ia menguraikan bahwa selain jenis produk BBM Pertamax, Biosolar dan Dexlite, produk Premium tetap dilakukan secara manual hingga Senin (12/4/2021) saat pembersihan tangki penyimpanan produk Premium yang terkontaminasi air akibat banjir telah selesai.

“Jumlah BBM yang dikirimkan Pertamina ke SPBU di Adonara semenjak bencana terjadi dalam jumlah yang cukup, bahkan lebih dari kebutuhan rata-rata masyarakat yaitu sebanyak 18 Kilo Liter (kl) dalam satu hari untuk semua jenis produk yang tersedia di SPBU tersebut seperti Premium, Pertamax, BioSolar dan Dexlite,” urainya.

Kini berdasarkan laporan dari petugas di lapangan sudah tidak terdapat antrean yang panjang di SPBU di Adonara.

Hal ini menandakan bahwa BBM tersedia cukup untuk melayani kebutuhan masyarakat pascabencana banjir bandang beberapa waktu lalu.

Deden menambahkan adanya kemungkinan peran spekulan pengecer BBM dalam memanfaatkan kesempatan untuk mempermainkan harga pada saat bencana perlu menjadi perhatian berbagai pihak, karena saat ini yang harus diutamakan adalah upaya pemenuhan kebutuhan energi bagi masyarakat yang terdampak bencana.

“Pertamina bersama dengan pemerintah daerah setempat dan juga aparat penegak hukum telah berkoordinasi terkait penertiban pengecer BBM yang juga berperan sebagai spekulan dalam menaikkan harga lebih tinggi dan tidak wajar di masa pemulihan dari bencana,” tambahnya. (DD/EB)