DETIKDATA, JAKARTA – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Suharti menyampaikan, nilai untuk numerasi dan literasi akibat pandemi COVID-19 mengalami penurunan. Namun dengan menggunakan kurikulum darurat mengurangi dampak kehilangan pembelajaran (learning loss).
“Ini contoh hasil dari apa yang sudah kami lakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum darurat. Jadi kurikulum darurat sudah terbukti mengurangi dampak kehilangan pembelajaran yang cukup signifikan, lebih dari empat bulan kalau dalam hitungan waktunya,” kata Suharti dalam Taklimat Bidang PMK melalui Youtube Kemenko PMK, Rabu (29/12/2021).
“Jika tidak terjadi pandemi, maka nilai misalnya, untuk numerasi bisa mencapai 522, dan literasi mencapai 583, tetapi karena pamdemi jauh sekali turunnya,” paparnya.
Suharti juga menyebutkan, sekolah-sekolah yang melaksanakan pembelajaran dengan kurikulum darurat yang memang sudah dikompres atau dipilih materi-materi yang memang sangat penting terkait dengan literasi dan numerasi bisa meningkatkan kinerjanya sangat baik.
Guna memastikan pendidikan tetap berlangsung di masa pandemic, Kemendikbudristek memberikan sejumlah dukungan yang diantaranya meliputi bantuan 1) Kouta internet gratis untuk pendidik dan peserta didik. 2) Bantuan Uang Kuliah Tunggal (UKT). 3) Subsidi upah untuk guru non-PNS. 4) Distribusi modul pembelajaran. 5) Program Belajar dari Rumah. 6) Kurikulum darurat. 7) Pengembangan platform Pendidikan digital. 8) Program Kampus Mengajar.
Ia menambahkan, sudah menjadi tugas Kemendikbudristek untuk memastikan, bahwa pembelajaran saat pandemic harus tetap berjalan. “Terkait dengan pemulihan pembelajaran ini, sangat relevan dengan tugas Kemendikbudristek untuk memastikan pembelajaran selama pandemi ini tetap harus berjalan, “ ungkapnya. (DD/IP)