DETIKDATA, KEFAMENANU – Amfoang adalah sala satu cakupan wilayah administrasi kabupaten kupang yang berbatasan langsung dengan negara tetangga RDTL (Timor Leste) dengan jumlah masyarakat yang cukup memadai dan juga tentu pergerakan ekonomi masyarakat dalam mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan daerah cukup menyumbangkan dari dekade ke- dekade lewat sektor basis komoditi, walaupun tak sebanding dengan wilayah lain tertentu.
Jembatan Termanu merupakan sala satu alternatif penghubung infrastruktur jalan yang terletak di antara batas Kecamatan Amfoang Barat Daya dan Kecamatan Fatuleāu Barat hingga kota Kabupaten dan kota Provinsi. Dan jembatan termanu juga adalah satu-satunya akses jalan dari kota kabupaten dan provinsi hingga beberapa wilayah kecamatan amfoang antara lain; Amfoang Barat Daya dengan jumlah angka penduduk 4.994 jiwa , Amfoang Barat Laut dengan jumlah angka penduduk 9.786 jiwa, Amfoang utara dengan jumlah angka penduduk 7.535 jiwa dan Amfoang Timur dengan jumlah angka penduduk 9.605 jiwa hingga berbatasan langsung dengan Negara tetangga RDTL Timor Leste.
Kondisi jembatan termanu saat ini sangat menarik perhatian kita semua, baik dari tokoh pemerintahan, tokoh masyarakat hingga tokoh pemuda yang selalu menjadi tren topik pembahasan di media sosial dan di sela perdiskusian terkhususnya masyarakat amfoang, yang saat ini viral karena kondisi jembatan tidak mendukung untuk melintasinya, seperti roda pengangkutan umum maupun pribadi hingga pengangkutan hasil bahan mentah dari keempat wilayah kecamatan di pesisir pantai menuju kota kabupaten dan provinsi, sebaliknya juga roda pengangkutan kebutuhan barang jadi dari kota ke- keempat wilyah kecamatan amfoang tersebut, seperti; bahan sandang, pangan dan papan mengimbas interaksi perekonomian masyarakat amfoang dengan wilayah kecamatan lainnya hingga kota kabupaten maupun provinsi sangat terhambat.
Sikonya jembatan termanu akan sangat berpengaruh besar terhadap Perekonomian masyarakat amfoang wilayah pesisir pantai akan mengalami kenaikan harga barang yang tinggi dan berubah drastis yang mengakibatkan terhadap masyarakat yang ingin membeli suatu barang atau produk namun tidak bisa membeli dan mendapatkannya. Dikarenakan terjadinya kenaikan harga yang begitu tinggi dibanding dengan income atau pendapatan yang didapatkan setiap hari.
Hal ini sangat mempengaruhi aktivitas penduduk sekitar dan perekonomian masyarakat yang sudah sekian lama mendiami wilayah amfoang, apabila didiamkan dan diheningkan begitu saja! Pada hal ketersediaan Infrastruktur juga berpengaruh penting bagi peningkatan kualitas hidup dan kesejahtraan manusia, antara lain dalam peningkatan nilai konsumsi, peningkatan produktivitas tenaga kerja dan akses kepada lapangan kerja, serta peningkatan kemakmuran nyata dan terwujudnya stabilisasi makro ekonomi dan mikro ekonomi, yaitu keberlanjutan fiskal, berkembangnya pasar kredit dan pengaruhnya terhadap pasar tenaga kerja.
Sedangakan suatu interaksi masyarakat dalam berusaha maupan secara skala kecil dan menengah (ekonomi masyarakat) di katakan signifikan apabila adanya daya pendukung pelayanan publik seperti infrastruktur jalan dan jembatan yang sangat memadai yang dapat memberikan ruang pergerakan ekonomi masyarakat tidak terjadi kerenggangan dalam menghambat mata pencaharian mereka sendiri dan berpengaruh terhadap pendapatan ekonomi masyarakat yang di hasilkan hingga pada akhirnya sedikit menyumbang sebagian penghasilan mereka untuk pendapatan asli daerah lewat retrebusi pajak usaha mereka. Arsyad (1997) menyatakan salah satu prasyarat untuk dapat memacu pembangunan ekonomi adalah ketersediaan fasilitas infrastruktur yang memadai.
Pembangunan ekonomi daerah merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan ekonomi nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat dan menciptakan kemakmuran serta kepercayaan antara masyarakat terhadap pemerintah dan sebaliknya.
Menurut Todaro, mengatakan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi ditujukan oleh tiga nilai pokok yaitu: berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, meningkatkan rasa harga diri masyarakat sebagai manusia, dan meningkatkan kempuan untuk memilih (Arzyad: 1997).
Dari ketiga pokok pendapat ahli tersebut diatas apabila pelayanan infrastrutur tidak memadai, apakah masyarakat amfoang akan menemukannya dan merasakannya? Jika jawabannya Iya atau Tidak, maka akan di perlukan strategi alternatif untuk bisa mengimbangi situasi yang saat ini masyarakat amfoang alami.
Maka dari itu masyarakat amfoang dengan sangat mendalam di perlukan strategi yang sangat serius dan tegas dari pemerintah kabupaten kupang dan para pimpinan legislatif kabupaten kupang dan juga tingkat pemerintah provinsi nusa tenggara timur serta para pimpinan legislatif nusa tenggara timur dalam mengatasi kondisi jembatan ini agar jangan terlalu lama dalam mengganggu transportasi dan ekonomi masyarakat lewat aktivitas usaha mereka setiap hari.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi amfoang di ujung tanduk jembatan termanu yang merupakan satu-satunya akses penghubung jembatan bagi masyarakat amfoang untuk mengekspor produk basis komoditinya ke ibu kota provinsi dan ibu kota kabupaten untuk mengais rupiah. Dan sebaliknya ibu kota provinsi dan ibu kota kabupaten untuk memobilisasi kebutuhan sembako pada masyarakat amfoang akan sangat efisiensi dan efektif apabila:
1. Jika pelayanan akses infrastruktur jalan yang sangat memadai dalam proses interaksi masyarakat dalam berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di setiap hari.
2. Berkembangnya suatu wilayah yang memiliki sektor unggulan dan basis komoditi dikatakan akan menghasilkan ouput yang relatif baik pada masyarakat amfoang jika distribusi pelayanan publik (infrastruktur jalan dan jembatan) yang sangat mendukung.
3. Ruang pergerakan penduduk masyarakat amfoang akan dikatan tidak terisolisir akibatnya kerusakan jembatan termanu jika ada perhatian khusus dari pemerintah daerah untuk segera mengatasi masalah infrastruktur yang sudah sangat meresahkan masyarakat.
4. Nadi pertumbuhan ekonomi diwilayah amfoang tidak mengalami kelemahan yang cukup renggang apabila adanya dorongan, dukungan pelayanan yang sangat serius dalam mengatasi berbagai siklus masalah terkhususnya penyediaan barang publik.
Penulis : Edison Tikan