Presiden Minta Penguatan dan Kemandirian Industri Kesehatan

DETIKDATA, JAKARTA – Presiden Joko Widodo meminta seluruh jajarannya fokus menciptakan kemandirian di sektor industri kesehatan, khususnya industri obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan. Kemandirian di sektor ini diakui Kepala Negara masih menjadi kelemahan.

Hal ini ditegaskan Kepala Negara dalam Pidato Kenegaraan Presiden RI pada Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI), Sidang Bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPR RI)-Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI), di Senayan, Jakarta, pada Senin (16/8/2021).

“Kemandirian industri obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan masih menjadi kelemahan serius yang harus kita pecahkan. Tetapi, pandemi telah mempercepat pengembangan industri farmasi dalam negeri, termasuk pengembangan vaksin merah-putih, dan juga oksigen untuk kesehatan. Ketersediaan dan keterjangkauan harga obat akan terus kita jamin,” kata Presiden.

Meski demikian pemerintah ditegaskan Presiden juga telah melakukan berbagai upaya. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) salah satunya, mencatat bahwa kapasitas produksi vaksin COVID-19 yang dimiliki PT Bio Farma (Persero) sesuai dengan standar dunia.

Hal itu berdasarkan penilaian Global Alliance for Vaccines and Immunisation (Gavi) atau Aliansi Global untuk Vaksin. Dengan begitu, Induk Holding BUMN Farmasi tersebut memiliki kapasitas untuk memproduksi 250 juta vaksin COVID-19.

“Meski awalnya Indonesia awalnya lemah soal Alat Pelindung Diri (APD), namun secara singkat mampu melakukan produksi di dalam negeri. Bahan baku pembuatan APD pun diperoleh dari dalam negeri,” kata Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo,.

Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan, setidaknya sudah ada 358 jenis Alkes yang diproduksi di dalam negeri, dan 79 jenis Alkes yang menjadi substitusi/pengganti produk impor. Membuktikan bahwa produsen Alkes dalam negeri dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik serta menggantikan produk impor. (DD/TR)