Politeknik Gandeng Organisasi Internasional Kuatkan SDM Maritim

DETIKDATA, JAKARTA – Politeknik Negeri Batam (Polibatam) dan Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin) bersama Organisasi Buruh Internasional (ILO) dan didukung oleh Pemerintah Inggris meluncurkan program Skills for Prosperity di Indonesia (SfP-Indonesia), secara daring. Program yang mengusung tema “Politeknik Kuat, Industri Maritim Hebat” tersebut bertujuan untuk memperkuat sumber daya manusia (SDM) maritim melalui pengembangan keterampilan dan peningkatan kerja sama industri.

Program yang menggandeng mitra internasional, Solent University dan City of Glasgow College, ini memberikan dukungan teknis dalam peningkatan dan pengembangan kurikulum, pembangunan kapasitas bagi pengajar dan staf akademik, serta memperkaya proses pembelajaran siswa. Di samping itu, para peserta didik juga dapat mengambil manfaat dari pengembangan keterampilan interaktif melalui pembelajaran berbasis kerja dan konsultasi dengan para ahli guna mendukung mereka mendapatkan pekerjaan yang layak.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendokbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyebutkan bahwa sektor maritim memiliki kontribusi besar untuk memajukan Indonesia, terlebih dalam jangka waktu panjang.

“Kami mencurahkan perhatian melalui program Kampus Merdeka. Adapun tantangan sekarang adalah pentingnya pelibatan industri dalam pendidikan vokasi. Kami pun mengembangkan project based learning untuk mendorong keterlibatan industri dalam pendikan vokasi. Semoga kerja sama ini bisa memperkuat politeknik maritim tanah air,” tutur Nadiem, seperti dikutip dalam rilis Kemendikbudristek di Jakarta, Sabtu (14/8/2021).

Senada dengan Menteri Nadiem, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan, kerja sama ini sangat baik bagi pendidikan vokasi untuk mencetak lulusan berkelas dunia, terlebih Indonesia memiliki banyak SDM di bidang maritim.

“Peran politeknik sangat penting untuk menghasilkan tenaga maritim dan pemimpin bangsa di bidang maritim. Karenanya, politeknik maritim harus dapat mencetak lulusan sesuai dengan kebutuhan industri global,” ujarnya.

Sementara itu perwakilan ILO untuk Indonesia dan Timor Leste, Michiko Miyamoto, menyebutkan bahwa pengembangan SDM di Indonesia sangat penting untuk mendukung perdagangan. Pasalnya, keterampilan menjadi faktor penting, utamanya dalam masa pandemi.

“Kami mendukung program ini untuk mendapatkan pekerjaan yang baik karena lulusan yang sesuai dengn kondisi saat ini sangat penting,” jelasnya.

Adapun Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins, menambahkan, Indonesia dan Inggris adalah negara yang turut mementingkan keterampilan SDM sebagai fundamental.

“SDM yang bagus akan memajukan Indonesia. Kami senang bisa membantu dan bekerja sama di bidang maritim. Program ini akan memberikan keterampilan bermutu tinggi bagi para pesertanya, sehingga menjadi keunggulan di bidang kelautan,” tuturnya.

Kuatkan ‘Link and Match’

Pada peluncuran program Skills for Prosperity di Indonesia (SfP-Indonesia), secara daring, Kamis (12/8) tersebut, Direktur Polimarin, Sri Tutie Rahayu, turut menjelaskan bahwa pelaut memiliki peran penting dalam memajukan sektor maritim dengan segala kompetensi yang dimiliki. Lulusan Polimarin juga telah dibekali dengan sertifikasi demi memenuhi kebutuhan industri. Melalui program yang menjalin kemitraan dengan industri ini akan memberikan arahan sesuai dengan perkembangan industri hingga saling menguntungkan. “Sehingga, pendidikan vokasi menjadi lebih baik untuk menghasilkan lulusan kompeten sesuai kebutuhan industri,” ujarnya.

Adapun Direktur Polibatam, Uuf Brajawidagda, juga menyatakan rasa terima kasih kepada semua mitra sehingga program dapat berjalan baik. “Kami berharap kerja sama ini bisa di bidang lainnya untuk memenuhi kebutuhan industri di Batam,” tuturnya.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, menegaskan bahwa pendidikan vokasi memegang peranan penting sebagai katalisator bangsa. “Harapan bangsa ini begitu besar terhadap pendidikan vokasi. Tidak hanya lulusan politeknik, tapi lulusan pendidikan lainnya juga diharapkan membuat besar bangsa ini,” terangnya.

Wikan menambahkan, sektor maritim dan pendukungnya harus disiapkan agar SDM bangsa ini dapat menjadi tonggak kehebatan di dunia maritim. Kompetensi, terutama soft skills dan karakter harus terus ditingkatkan. “Inilah lulusan yang dicari pertama kali oleh industri. Ini adalah the real challenge, yakni kurikulum, dosen, dan riset terapan harus memastikan bagaimana menciptakan soft skills dan karakter kepada peserta didiknya,” ujarnya.

Menurut Wikan, “link and match” harus dimulai dengan memerdekakan mahasiswa dalam koridor pendidikan. Oleh sebab itu, Ditjen Pendidikan Vokasi telah menetapkan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka yang diperkuat dengan “link and match” melalui paket 8+i.

“Ini kita dorong, dan memerlukan mindset baru dari pendidikan tinggi untuk menghasilkan pengajaran yang efektif. Membangun kerja sama dengan industri sangat penting, ini tantangan besar. Dunia industri pun diharapkan maju ke depan, bergotong royong bersama peserta didik,” tutur Wikan.

Wikan juga memberikan apresiasinya terhadap program SfP-Indonesia yang digelar ILO bersama politeknik yang didukung oleh Pemerintah Inggris tersebut. “Dengan kegiatan tersebut, maka output program ini diharapkan dapat merevitalisasi pendidikan tinggi,” ujarnya.

Selain itu, Wikan juga berharap kepada politeknik agar menjadikan industri sebagai tujuan magang bersertifikasi. Pasalnya, “Perusahaan yang direkomendasikan akan dibiayai oleh LPDP. Jadi, mahasiswa yang magang akan mendapat gaji yang layak. Demikian juga nantinya bagi peserta didik SMK D2 fast track,” ungkapnya. (DD/GS)