Paparan Asap Rokok Penyebab Utama PPOK

DETIKDATA, JAKARTA – Paparan asap rokok memberikan kontribusi terbesar menyebabkan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan perokok di Indonesia masih tinggi sekitar 33,8 persen.

Hal tersebut dikatakan Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuono, saat memberikan sambutan pada Hari PPOK Sedunia 2021 secara virtual Selasa (23/11/2021).

“Tingkat prevalensi perokok di Indonesia cenderung lebih tinggi pada kelompok remaja usia 10-18 tahun, sekitar 7,2 persen meningkat menjadi 9,1 persen pada 2018,” kata Wamenkes Dante.

Jika ini diteruskan kata Wamenkes Dante, dan pada saatnya nanti, paparan asap rokok yang terjadi bertahun-tahun akan menyebabkan PPOK di masa mendatang atau ketika remaja tersebut sudah dewasa.

Bahkan beberapa di antaranya masih berada di usia produktif sehingga implikasi kesehatan dan implikasi invenstasi manusia terhambat dengan adanya paparan asap rokok pada kelompok remaja.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PHDI), Faisal Yunus, mengatakan merokok baik pasif maupun masif masih menjadi penyebab utama PPOK.

“Ditambah masyarakat Indonesia membeli rokok perbatang dengan mudah di warung-warung. Indonesia baru terakhir menaruh gambat dampak merokok tapi itu juga tidak menimbulkan jera,” kata Yunus.

Ia menyebutkan faktor resiko dari PPOK yaitu kebiasaan merokok, debu dan bahan kimia dari lingkungan kerja, polusi udara, asap pembakaran, infeksi, dan lainnya.

Serta gejalanya yaitu sesak nafas batuk kronik dan sputum. Gejalanya berlangsung lama makin memberat kemudian sesak nafas, bertambah saat beraktivitas, dan ada riwayat merokok atau pajanan polusi. (DD/P)