DETIKDATA, JAKARTA – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menekankan setelah guru-guru divaksinasi sekolah wajib memberikan opsi Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
“Sekarang sudah lebih dari 20 persen sekolah melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara periodik, PTM terbatas. Jadi ini, bukan hal yang baru, sudah sangat lama sekolah melaksanakan tatap muka dari Januari 2021 pun, ada yang sudah melaksanakan. Jadi sekitar 20 persen proses dua kali seminggu, tiga kali seminggu dan lain-lain,” kata Mendikbudristek setelah meninjau pemberian vaksin di Plaza Insan Berprestasi Kemendikbudristek, Jakarta, Kamis (20/5/2021).
Mendikbudristek mengungkapkan, karena sekolah harus mulai tatap muka di sekitar Juli 2021, harapannya semua, sekitar empat setengah juta guru dan tenaga pendidik sudah divaksinasi. Informasi terakhir yang ia dapatkan, dari jumlah tersebut sudah sekitar 23 persen guru sudah divaksinasi.
“Jadi kalau target itu belum tercapai, kita harus terus mengejar secepat mungkin, karena kita sudah akan memulai tahun ajaran baru. Tentunya juga memonitor kondisi COVID-19 yang ada, di mana banyak sekali yang areanya harus melakukan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat-red), berarti sekolah harus berhenti lagi tatap muka,” terang Mendikbudristek.
Disebutkan, belum tercapainya target vaksinasi para guru, dimana sekarang baru sekitar 23 persen, dikarenakan banyak juga terhambat, karena suplai vaksin. “Jadi sama saja, kalau vaksinasi terlambat karena mungkin impornya tertahan, ada negara-negara yang tidak mengekspor, itu juga jadi kendala bagi vaksinasi guru, tapi guru jadi priorits, kita tekankan pada saat gurunya sendiri sudah divaksin sekolahnya wajib memberikan opsi tatap muka,” tuturnya.
Mendikbudristek setelah meninjau vaksinasi seniman dan budayawan tersebut, juga menyampaikan bahwa banyak dari seniman dan budayawan yang sangat lega, karena susah sekali mereka bekerja, karena mereka merasa kapanpun bisa terkena wabah COVID-19.
Mereka nggak tahu interaksi dengan seniman-seniman lain, itu sangat intensif dengan rekan kerja mereka. Di mana mereka harus bekerja secara fisik, dan ada berinteraksi dengan manusia manusia lain, itu sangat melegakan bagi mereka, karena mereka ada dari teater, seni atau music, itu semua harus ada interaksi dan kolaborasi dengan orang-orang. “Itu yang saya dapatkan dari diskusi kemarin, banyak dari mereka yang merasa lega,” ungkapnya.
Di luar kegiatan tersebut, Mendikbudristek juga menyampaikan, bahwa Kemendikbudristek ada berbagai macam kegiatan lain yang akan menjadi fokus, salah satunya adalah festival jalur rempah yang akan dilakukan di berbagai daerah di seluruh Nusantara. Termasuk juga mengenai Candi Borobudur yang menjadi fokus budaya dan turisme.
“Jadi di luar berbagai macam bentuk bantuan, baik bantuan finansial, bantuan project, kita merancang untuk memastikan ada kehadiran dari pemerintah, untuk menyediakan platform-platform menghasilkan karya cipta, membantu mendistribusi, memasarkan hasil karya seniman seniman Indonesia,” pungkasnya. (DD/GS)