DETIKDATA, JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di era kepemimpinan Menteri Sakti Wahyu Trenggono terus menunjukkan keseriusannya dalam menangani berbagai permasalahan lingkungan perairan termasuk pencemaran. Aparat di lapangan pun dibekali dengan berbagai pengetahuan dalam mendeteksi dan menangani pencemaran perairan melalui pelatihan teknik sampling air.
“Ini bentuk keseriusan KKP dalam menangani kasus-kasus pencemaran perairan, baik yang diakibatkan oleh kegiatan perikanan maupun kegiatan lain yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan sumber daya ikan,” ujar Plt. Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Antam Novambar, dalam keteranganya, Jumat (2/7/2021).
Antam menambahkan bahwa berbagai potensi permasalahan pencemaran perairan yang ada di berbagai wilayah perlu direspon dengan mempersiapkan sumber daya manusia yang handal untuk menangani pencemaran. Kemampuan untuk mengidentifikasi dan memberikan respon secara cepat harus dimiliki oleh aparat di lapangan.
“Aparat di lapangan harus memiliki pemahaman yang baik terhadap indikator-indikator maupun alat-alat yang diperlukan untuk melakukan pengujian kualitas air,” jelas Antam.
Lebih lanjut Antam mengharapkan dengan peningkatan kemampuan dalam teknik sampling ini, akan semakin mendorong pendekatan preventif dalam melaksanakan pengawasan pencemaran perairan. Hal ini penting agar, langkah-langkah antisipasi dapat dilakukan lebih awal.
Sementara itu, Direktur Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan, Halid K. Jusuf menyampaikan bahwa pelatihan teknik sampling air ini dilaksanakan oleh KKP dengan dukungan penuh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Halid menyampaikan apresiasinya kepada KLHK yang telah membekali para aparat KKP dengan teknik sampling air yang merupakan keterampilan penting dalam penanganan pencemaran.
“Terima kasih kepada Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM KLHK beserta segenap jajaran, semoga sinergi yang sudah berjalan dengan baik selama ini dapat semakin ditingkatkan di lapangan,” ujar Halid.
Halid menambahkan bahwa ke depan pelatihan teknik sampling ini akan ditambah terutama di beberapa daerah yang memiliki tingkat kerawanan yang tinggi baik yang diakibatkan oleh kegiatan perikanan maupun non perikanan seperti tumpahan minyak (oil spill).
“Kami masih akan lakukan tiga kali pelatihan lagi khususnya di daerah rawan pencemaran,” terang Halid. (DD/B)