Hanya kecewa, kecewa dan kecewa yang selalu kutemui. Entah itu soal percintaan maupun keluarga. Terkadang aku sempat bepikir untuk menyalahkan Tuhan. Kadang aku berpikir bahwa Tuhan itu tidak adil, Tuhan tidak pernah berpihak kepadaku.
Terkadang aku berpikir, Dapatkah aku seperti mereka? Dapatkah aku merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya? Kebahagiaan yang kumiliki hanyalah palsu. Harus ku cari kemana lagi kebahagiaan yang sesungguhnya jika keluarga saja tak mampu memberikan itu padakau? Iri di hati ini terus bergejolak dan meronta-ronta. Iya, iri pada mereka yang bisa mendapatkan semua yang mereka inginkan. Sedangkan aku? Apa artinya aku jika tak ada kebahagiaan?
Aku hanyalah gadis kecil yang tak pernah dipandang dan yang tak pernah di anggap ada, yang hanya ingin merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya.
Apakah diri ini terlalu hina untuk sebuah kebahagiaan?
Seberapa tak pantasnya aku tentang kebahagiaan itu?
Apakah kebahagiaan itu hanya dapat ku pandang tanpa harus kumiliki?
Apakah kebahagiaan hanya dapat untuk mereka? Bagaimana denganku? Begitu hina untuk sebuah kebahagiaan. Bahagia,tawa tanpa kepalsuan, senyum tanpa kemunafikan, yah itu hanya untuk mereka. Bukan untukku!! Aku hanya dapat memandang dan menjadi saksi, bukan pelaku kebahagiaan itu.
Hidupku terlalu jauh berbeda dengan mereka.
Tak mungkin aku dapat seperti mereka. Mimpiku hanyalah akan menjadi sebuah mimpi tanpa pernah bisa jadi nyata. Maka dari itu aku akan tidur selamanya tanpa ingin bangun lagi. Aku hanya ingin tetap tidur dan bermimpi. Biarlah mimpi-mimpi itu membuatku senang karena aku takut bangun dan menjalani kehidupan nyata. Dunia nyata itu begitu kejam dan tak berpihak padaku.