GMKI: Pejuang Subuh Sumba Jangan Bawa Intoleransi, Tanah Kami Damai !

DETIKDATA, WAINGAPU – Keberadaan kelompok Pejuang Subuh Sumba beberapa waktu terakhir cukup meresahkan masyarakat Sumba.

Hal ini disampaikan Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI)Cabang Waingapu, Diki Warandoi saat ditemui detikdata.com di Sekretariat GMKI Waingapu. Minggu (01/08/21).

“Kehadiran kelompok tanpa legalitas tersebut menjadi salah satu hal yang cukup mengkhawatirkan. Melihat isu yang berkembang di masyarakat dan juga media sosial, GMKI Cabang Waingapu menyatakan sikap Melawan jika memang benar adanya penyebaran isu Radikalisme,” kata Diki.

“Berdasarkan data yang dikumpul dan hasil pantauan di media sosial bahwa kelompok Pejuang subuh sumba adalah kelompok yang akan menuju kelompok radikal atau menciptakan intoleransi di Tanah Sumba dan tidak mempunyai legalitas. Kelompok Pejuang Subuh Sumba bukan hanya tanggung jawab segelintir orang atau segelintir kelompok tapi tanggung jawab kita bersama untuk mengawal dan memastikan apakah kelompok tersebut akan hadir sebagai kelompok radikal atau tidak,” ujar Diki.

Lebih lanjut Diki menyampaikan, Jika akan hadir sebagai kelompok radikal dan ada oknum penjabat yang memfasilitasi kelompok tersebut, maka GMKI Waingapu siap melawan.

Diki juga mengungkapkan bahwa tanah Sumba penuh toleransi, jangan membawa intoleransi.

“Para Tokoh agama, Tokoh adat, pemuda, pemerintah dan lembaga lainnya, mari kita sama-sama mengawal Pancasila dan UUD 1945 demi tegaknya NKRI yang telah Final sebagai falsafah dan dasar negara. Oleh karenanya, jangan ada kelompok yang mengatasnamakan apapun dengan tujuan pelayanan kemanusiaan, tapi ada keinginan terselubung didalamnya,” tegas Diki.

Tambah Diki, orang Sumba yang adalah bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia telah berkomitmen menjaga toleransi antar umat beragama

“Dari sekian Tahun lamanya kita hidup di Tanah Marapu kita hidup dalam kedamaian dan kerukunan. Mari kita cintai Indonesia yang telah final mempersatukan kita dari sabang sampai Merauke,” pungkas Diki. (DD/JD)