DETIKDATA, OELAMASI – Warga Amfoang, Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur kembali Terisolir Akibat Putusnya Jembatan Kapsali.
Hal itu diketahui melalui berbagai unggahan Warga Internet (WargaNet) tentang kondisi salah satu jembatan yang ambruk yakni Jembatan Kapsali di Desa Manubelon, Kecamatan Amfoang Barat Daya. Pada (24/12/2022).
Salah satu ujung jembatan tampak bolong yang mana, tidak dapat dilalui oleh kendaraan baik roda 2 dan 4. Akibatnya keterisoliran tak terelakkan.
Kepada media Camat Amfoang Barat Daya Yesua To, mengatakan penyebab ambruknya jembatan Kapsali karna luapan air yang melebihi kadar normalnya
“Jembatan selama ini baik-baik saja, namun karena luapan air terlalu tinggi sehingga akibatnya putus. Perkiraan kedalaman dan panjangnya 10 meter,” ujar nya yang dikutip detikdata.com dari detikbali.com
Lebih lanjut disebutkan pihaknya telah menghimbau warganya agar melaporkan dampak susulan dari putusnya jembatan Kapsali serta telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk ditindaklanjuti.
“Warga dari tadi saya sudah sampaikan lewat grup, untuk para Kepala Desa agar memantau keadaan akibat intensitas hujan yang tinggi dan dilaporkan setiap kondisi bila dibutuhkan untuk penanganan. Apabila ada warga yang terdampak banjir supaya manusia dan barang-barang bisa diungsikan ke keluarga di lokasi yang aman. Saya juga sudah sampaikan melalui grup kecamatan dan OPD terkait,” pungkasnya.
Warga Keluhkan keterisolasian ditengah perayaan Natal dan Tahun Baru.
Perkara keterisoliran ditengah sukacita perayaan Natal dan Tahun Baru seolah menjadi luka lama yang hampir saja sembuh namun kembali kambuh lagi.
Pasalnya warga Amfoang baru saja menikmati akses jalan yang memadai usai dibangunnya jalan Sabuk merah dan diperbaikinya jembatan Termanuh.
Akan tetapi, dengan putusnya jembatan Kapsali warga Amfoang akan kembali merasakan keterisoliran yang akan memberikan dampak ikutan terhadap kebutuhan pokok warga.
“Jembatan Kapsali merupakan salah satu akses penghubung warga Amfoang dibagian pesisir. Kalau sudah putus begini akan memberikan dampak kepada harga-harga kebutuhan seperti Sandang, pangan dan papan,” ujar salah satu warga yang tidak mau disebutkan namanya.
Lebih lanjut dirinya menyebutkan selain berdampak terhadap harga kebutuhan pokok warga, juga akan berdampak pada ketersediaan bahan Pertanian yang mana nota bene warga Amfoang adalah bertani.
“Ini juga akan berdampak pada ketersediaan bahan-bahan pertanian seperti Pupuk obat-obatan dan segala jenis kebutuhan pertanian lainya,” katanya
Dirinya berharap Pemerintah segera meresponi secara serius.
“Kita berharap pemerintah melihat ini sebagai sebuah persoalan yang serius sehingga mendapatkan penanganan yang cepat baik dari pihak Eksekutif maupun Legislatif disegalah tingkatan,” pungkasnya
Untuk diketahui Jembatan Kapsali menjadi satu-satunya akses penghubung wilayah Amfoang kawasan pesisir (Amfoang Barat Daya, Amfoang Barat Laut, Amfoang Utara dan Amfoang Timur red) dengan Ibu Kota Kabupaten Kupang dan Kota Kupang. (DD/YM)