Roda kehidupan akan terus berputar, lalu kita akan di perhadapkan dengan, pertarungan atas diri sendiri, senyum manis di atas luka yang tertutup.
Senyuman manis sering kita lontarkan, kepada siapa saja hanya karena hanya ingin menutup luka, yang tersembunyi, setiap saat kita lakukan, sering kita di cap hebat karena memberi motivasi terhadap orang lain, namun sayangnya, kita tak mampu menyembuhkan luka yang tertutup rapi dengan senyuman manis, yang sering kita lontarkan.
Kita sering di tuntut, untuk selalu baik dalam keadaan apapun, walaupun sedang menutup luka, yang sering di paksa oleh keadaan, untuk tersenyum manis, hanya untuk berteman dengan luka yang tertutup.
Kita terbiasa menggunakan senyuman yang palsu, untuk meracuni, orang-orang di sekitar kita, bahwasannya kita sedang baik-baik, kita terlalu menyombongkan diri, hanya untuk mendapatkan pujian dari orang terhadap kita, sampai kita lupa yang seharusnya kita prioritaskan, apa yang harus kita buat untuk diri sendiri ?? Apa yang harus di buat untuk menyembuhkan, luka yang sedang di tutupi oleh senyuman.??
Pada titik ini, kembalilah menyembuhkan luka yang tertutup itu, mengingat masa-masa kanak-kanak yang tertawa, tanpa harus berbohong terhadap diri dan senyum tanpa harus membungkus luka, rasanya akan lebih indah dan tulus, itu akan di pandang seperti senja yang hanya datang sejenak tapi di gemari oleh banyak mata.
Kupang, 5 Juni 2022