DETIKDATA, KUPANG – Pagelaran Bhayangkara Mural Festival 2021 Polda NTT telah diumumkan enam pemenang lomba dari 22 seniman muralis asal NTT.
Acara yang digelar dalam memperingati HUT Hubungan Masyarakat (Humas) Polri ke-70 itu mendapatkan respon positif dari seniman muralis, hal itu terlihat dari peserta yang ikut berpartisipasi dalam acara yang bertajuk “Bhayangkara Mural Festival 2021” yang digelar pada Sabtu 30 Oktober 2021 lalu di Lippo Plasa Kupang.
Hasil perlombaan, panitia mengumumkan enam orang pemenang dengan memperoleh nilai tertinggi. Masing-masing Uria Bani meraih juara 1 dengan nilai poin 300, Frits Gustav Triyanto Tari meraih juara II dengan nilai poin 295 dan Jeckson Ryan Moy mersih juara III dengan nilai poin 290.
Sementara juara harapan I diraih oleh Antonio Bernardo P.N. Riberu dengan nilai poin 282, juara harapan II diraih oleh Emilius Mikhael Tjung dengan nilai poin 277 dan Willyam Leonard Boy Salomons meraih juara harapan III dengan nilai poin 265.
Kepada peserta pemenang ini diberikan penghargaan sebagai wujud apresiasi berupa piala, piagam dan uang pembinaan.
Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada salah satu peserta Mural atas nama Charles yang telah mewakili Polda NTT mengikuti lomba di tingkat Mabes Polri.
Peyerahan piala dan hadiah yang diserahakan oleh Kapolda NTT dan pejabat Utama Polda NTT ini dirangkai dalam acara syukuran HUT Humas Polri ke-70 yang digelar di loby lantai satu Mapolda NTT, Kamis (11/11).
Kapolda NTT Irjen Pol Drs. Lotharia Latif, S.H., M.Hum menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh peserta Bhayangkara Mural Festival 2021.
“Mural ini adalah seni tingkat tinggi, jadi mural ini sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu, Murus yang berarti dinding, jadi menggambar di dinding. Kalau kita punya anak kecil suka gambar di dinding jangan dilarang karena itu sebenarnya ekspresi kemampuan menggambar,” ujarnya.
Dikatakannya, mural merupakan salah satu seni yang disejajarkan dengan seni fenomenal lain di beberapa belahan dunia.
“Saya melihat di beberapa belahan dunia, mural-mural ini sebenarnya seni yang disejajarkan dengan seni yang cukup fenomenal di beberapa sudut kota yang sebenarnya kumuh dirubah menjadi indah. Yang tempatnya indah menjadi lebih bagus lagi karena mural ini,” kata orang nomor satu di jajaran Polda NTT tersebut.
“Di situ syaratnya boleh kritik, boleh apa saja dan macam-macam tergantung dengan sikon (situasi kondisi) yang ada di tempat tersebut,” tambahnya.
Kapolda NTT pun memberikan apresiasi kepada seluruh peserta mural bahkan media yang telah memberitakan kegiatan Bhayangkara Mural Festival 2021 sehingga masyarakat pun mengetahui tentang seni Mural.
“Jadi apresiasi saya kepada seluruh peserta, teman-teman media juga yang memberikan suport dan memvuralkan kegiatan ini kepada masyarakat sehingga masyarakat saat ini paham tentang mural ini.
Sekali lagi terimakasih apresiasi dan kebanggaan saya kepada seluruh peserta, pertahankan ini dan saya kira kegiatan ini pasti akan ada event-event lain yang bisa kita lakukan untuk mendukung pemural-pemural kita kedepan,” pungkasnya. (DD/TN)