DETIKDATA, LABUAN BAJO – Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) terus mendorong pengembangan pariwisata sebelas kabupaten dalam kawasan koordinatif-nya.
Sebelas kabupaten tersebut yakni; Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, Flores Timur, Lembata, Alor dan Bima. Kali ini BPOLBF menggelar Forum Floratama di Kota Larantuka Kabupaten Flores Timur, NTT, seperti disebutkan dalam siaran pers BPOLBF, Kamis (3/6/2021).
Melalui Forum Floratama ini, BPOLBF menggandeng unsur pentahelix (Pemerintah, Pelaku Usaha, Komunitas, Akademisi, dan Media) yang ada di Kabupaten tersebut dengan mengangkat tema: “Komunikasi, Koordinasi, Kolaborasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Berkelanjutan dan Berdaya Saing Flores, Alor, Lembata, Bima (Floratama)”. Kegiatan ini diselenggarakan di Aula Hotel Sun Rise, Larantuka, Kabupaten Flores Timur, pada Rabu (2/6/2021) lalu.
Forum ini dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Flores Timur, Petrus Pemang. Kegiatan tersebut berlangsung lancar dan hampir semua peserta turut aktif mengutarakan ide dan gagasan mereka sebagai upaya memajukan dan mengembangkan pariwisata yang ada di Flores Timur.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Flores Timur, Petrus Pemang menegaskan, berkaitan dengan pembangunan pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan itu menjadi proyeksi utama Pemda Flores Timur. Saat ini pengembangan terus dilakukan seperti wisata bahari, alam, budaya, serta wisata religi, dan hal tersebut menjadi perhatian pemerintah daerah.
“Pada ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) beberapa waktu lalu, wisata Air terpopuler Pulau Meko meraih terbaik kedua se-Indonesia. Itu menandakan kalau Pemda Flores Timur sudah merespon hal tersebut. Oleh karena itu, Dinas Pariwisata akan terus mempromosikan agar pariwisata air ini semakin dikenal ke depannya,” terang Petrus.
Petrus menambahkan, agar pariwisata bisa berkelanjutan perlu ada kerja sama antara semua stakeholder baik pemerintah, pelaku usaha ekonomi kreatif, UMKM dan seluruh asosiasi yang ada sehingga pariwisata mampu menunjang sektor ekonomi yang ada di Flores Timur.
“Saya berharap, dengan bersinergi bersama BPOLBF, kita mampu menghidupkan kembali geliat pariwisata yang ada di Flores Timur. Walaupun masih dalam situasi pandemi Covid-19, kita berharap agar industri pariwisata tetap berjalan yang tentunya dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat sehingga kita mampu meraih kembali kesejahteraan dari pariwisata itu sendiri,” harap Petrus.
Oleh karena itu, pihaknya akan membentuk kelompok kerja yang melibatkan semua OPD terkait, bahu-membahu membangun sarana prasarana pendukung pariwisata tersebut. Selain itu, perlu adanya evaluasi sehingga pariwisata bisa masuk ke master plan masing OPD ke depannya.
Dia meyakini agar output Forum Floratama menghasilkan sesuatu yang berarti untuk pengembangan dan percepatan pembangunan pariwisata yang ada di Flores Timur, yang mampu berdaya saing dan berkelanjutan.
“Terima kasih kepada BPOLBF karena telah mengadakan Forum Floratama, mudah-mudahan Forum ini mampu menjawab harapan masyarakat Flores Timur di bidang pariwisata,” ucap dia.
Direktur Industri dan Kelembagaan Pariwisata BOPLBF Nesya Amelia menjelaskan bahwa, kehadiran BPOLBF merupakan pelaksanaan fungsi Koordinatif sebagai akselerator percepatan pembangunan pariwisata yang ada di Flores Timur dengan mengutamakan keterlibatan masyarakat sebagai pelaku utama untuk menciptakan industri pariwisata yang berkelanjutan dan Mandiri.
“Fungsi kami untuk membantu peran pemerintah daerah dalam hal mempromosikan pariwisata atau potensi-potensi apa saja yang ingin dibangun ke depannya. Bicara soal membangun pariwisata tidak bisa dilakukan sendiri, harus melibatkan semua stakeholder yang tergabung dalam pentahelix di Flores Timur ini,” ungkap Nesya.
Pariwisata merupakan sektor yang ada di hulu sampai hilir. Masyarakat Flores Timur saat ini sangat produktif di sektor pertanian dan perkebunan. Maka kehadiran BPOLBF diharapkan mampu menyinergikan lintas sektoral secara bersama untuk mengembangkan pariwisata.
Dia mendorong bagaimana produk yang dihasilkan petani tersebut agar bisa dijual ke market yang lebih luas seperti hotel, restoran, dan sebagainya sehingga mampu memberikan pendapatan lebih bagi keluarga.
“Flores timur punya potensi yang sangat luar biasa di antaranya wisata religi, Semana Santa, wisata bahari, Pulau Meko, juga potensi lain seperti Pusat Kuliner, Tenunan Khas, dan lain sebagainya. Hal tersebut menandakan bahwa Flores Timur sudah siap menerima wisatawan”, jelas Neysa.
Neysa menegaskan bahwa, mulai saat ini semuanya harus bisa fokus untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada. Dia berharap agar kesempatan diskusi dan sharing tersebut bersama para stakeholder mampu berkolaborasi sesuai peran kelembagaan masing-masing.
“BPOLBF saat ini begitu bangga atas respon Pemda Flores Timur karena antusias dengan kegiatan Forum Floratama ini. Mari kita saling komunikasi, kordinasi dan kolaborasi, bagaimana meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari bidang pariwisata,” tutup Nesya. (DD/SA)