DETIKDATA, TTU – Terdapat sebuah Obyek wisata yang terletak di kecamatan Insana Utara Kabupaten Timor Tengah Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur, Rabu (12/08/2020).
Kita dapat menghabiskan waktu 2 setengah Jam dengan kecepatan rata-rata 60 Km/Jam menggunakan kendaraan ber-roda 2 atau 4 dari Pusat kota Kefamenanu untuk sampai ke lokasi obyek wisataTanjung Bastian yang kini mulai di kerjakan I buah sumur bor.
Kepala Dinas kebudayaan dan Parawisata TTU Robertus Nahas, S.sos mendatangi langsung lokasi obyek wisata tanjung bastian bersama Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat , dan Tokoh Gereja serta di dampingi seluruh staf DISBUDPAR TTU selain itu hadir juga Mahasiswa PKM dari Dua Fakultas di PTN UNIMOR untuk melakukan ritual adat pada proses pengerjaan awal sumur bor pada obyek wisata tanjung bastian.
Robertus Nahas kepada Detikdata bahwa, kehadiran sumur bor yang di anggarakan melalui APBD senilai 93 juta lebih ini dapat menjawab beberbagai kebutuhan kususnya air bersih yang dapat memfasilitasi pengadaan air bersih di obyek wisata tanjung bastian.
“Baik pada prinsipnya pengembangan obyek wisata butuh sentuhan-sentuhan untuk semakin hari semakin memperbaiki, menata untuk sehingga dapat menarik minat pengunjung salah satu faktor yang mempengaruhi orang untuk berkunjung ke obyek wisata adalah ketersediaan air bersih maka Dinas Kebudayaan dan Parawisata melalui program tahun 2020 ini kita ada anggarkan sedikit anggaran untuk pengadaan sumur bor dengan terlaksananya pengeboraan air itu akan membantu pengelola dalam hal ini dinas dan pengunjung dan untuk besaran angarannya sendiri sebesar 93 juta lebih,” ungkapnya.
Robertus Nahas juga mangatakan akan mengupayakan sumur bor yang mulai di kerjakan pada Rabu/12/08/2020 ini agar debit airnya dapat menjangkau kebutuhan air di lokasi obyek wisata tanjung bastian.
“Untuk debit air kita harapkan untuk bisa mampu mensuplai untuk kebutuhan dalam kompleks destinasi obyek wisata tanjung bastian yang mana kebutuhan air bersih pada kamar mandi, WC kamar mandi maupun kolam renang serta kita memang dari dinas dan teman-teman kita berencana untuk tanjung bastian kita hijaukan, kalau mau hijaukan kita butuh air bersih,” ungkapnya.
“Memang perlu penataan kalau debit airnya mencukupi saya pikir item-item yang kita rancang pasti akan terjawab karna bagaimana juga pengunjung butuh air bersih, orang keluar dari laut dia butuh pembersihan diri, keluar dari kolam renang dia butuh air bersih,” tutur nya.
Selain itu Robertu Nahas mengatakan bahwa kehadiran sumur bor ini juga ialah upaya untuk memperlancar kegiatan perlombaan pacuan kuda yang selama ini peserta pacuan kuda mengeluhkan ketersediaan air bersih.
“Hal yang lain berkaitan dengan lomba pacuan kuda yang setiap tahun menjadi arena perebutan Piala Bupati TTU, jadi peserta itu butuh air bersih, sehingga peserta tidak mengalami kesulitan pada saat pelaksanaan pelaksanaan kegiatan perlombaan pacuan kuda itu yang menjadi itu yang menjadi dasar penyediaan air bersih disisi lain rutin setiap hari pengunjung masuk paling tidak ada air di kamar WC, kamar mandi dan kolam renang yang ada di obyek wisata tanjung bastian,” jelasnya.
Sedangkan untuk CV yang mengerjakan Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata enggan memberi tau, dirinya hanya menjelaskan besaran biaya, jangka waktu pengerjaan dan menjelaskan bahwa yang pihak yang mengerjakan di yakini memiliki keahlian dalam melakukan pengadaan air bersih sumur bor.
“Ya kurang lebih mungkin PPK yang tau dan pejabat pengadaan yang tau, itu yang tau adalah PPK dan pejabat pengadaan, tapi pada prinsipnya adalah yang mendapat pekerjaan mereka punya spesifikasi dan keahlian disitu untuk pengeboran air tanah,” tutupnya.
Untuk proses pengerjaan awal sendiri di hadiri langsung oleh Kadis Kebudayaan dan parawisata beserta seluruh staf yang dimana sebelum dilakukannya pengerjaan awal di lakukannya ritual adat dengan menyembelih 1 ekor babi berwarna hitam dan 1 ekor ayam yang juga berwarna hitam sebagai bentuk untuk menghormati leluhur agar proses Pengerjaan berjalan lancar. (DD/AM)