DETIKDATA, JAKARTA – Direktur Utama Rumah Sakit (RS) Pusat Otak Nasional, Mursyid Bustami menegaskan bahwa bahwa informasi vaksinasi COVID-19 menyebabkan efek samping pendarahan dalam tubuh, adalah hoaks.
Dikatakan Mursyid hingga kini belum ada bukti ilmiah yang kuat dan valid yang menunjukkan bahwa ada kaitan antara pemberian vaksinasi COVID-19 dengan terjadinya pecahnya pembuluh darah.
Kalaupun ada efek samping dari pemberian vaksinasi COVID-19, sifatnya masih sangat ringan dan mudah diatasi seperti demam, nyeri, mengantuk, lapar dll. Efek ini biasanya tidak berlangsung lama, maksimal dua hari pasca penyuntikan vaksin.
“Terkait adanya info bahwa vaksin berisiko menyebabkan stroke pendarahan otak, kami klarifikasi bahwa secara ilmiah pun tidak ada hubungan antara stroke pendarahan dengan vaksin COVID-19,” kata Mursyid melalui keterangan resminya Sabtu (25/9/2021).
Mursyid menjabarkan bahwa sekitar 20 persen stroke pendarahan disebabkan karena adanya penyumbatan pada pembuluh darah dengan penyebab utamanya karena tingginya faktor risiko tertentu dan bukan disebabkan oleh vaksin COVID-19.
Adapun faktor risiko dari stroke dan menjadi common respector diantaranya diabetes, hipertensi, pola makan yang buruk, merokok, obesitas, kurang aktivitas fisik, alkohol, dan narkotika.
“Kalau stroke pendarahan biasanya adalah penderita hipertensi. Yang terjadi adalah tidak kuatnya pembuluh darah menahan tekanan darah yang tinggi, sehingga terjadilah kebocoran,” ujarnya. (DD/P)