Tingginya Angka Kematian Ibu dan Anak Dorong Prodi Kebidanan STIKes Maranatha Lakukan Ini

DETIKDATA, KUPANG- Program Studi DIII Kebidanan STIKes Maranatha bekerjasama dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Laksanakan Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat Obstetrik dan Neonatus (PPGD ON) di aula Kampus STIKes Maranatha Kupang. Senin (05/10/2020).

Pelatihan PPGD ON melibatkan mahasiswa semester VI, guna menjawab tuntutan dalam profesi kebidanan yaitu memiliki kompetensi di bagian bidang gawat darurat Obsentri dan Neonatal supaya mengatasi masalah terkait tingginya angka kematian ibu dan anak.

Ketua STIKes Maranatha Kupang, Stefanus M. Kiik dalam sambutanya mengharapkan angkatan ini mampu mempertahankan prestasi peringkat tertinggi dari uji kompetensi IBI yang di raih Prodi Kebidanan.

“Angka kematian ibu dan anak sangat tinggi di NTT, diharapkan peserta menyerap materi-materi dengan baik, supaya lulus dan bisa mengatasi kasus-kasus gawat darurat untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak,” pesan Stefanus

Lanjut Stefanus, kegiatan ini penting dilaksanakan untuk memenuhi Permenristekdikti 44/2015.

“Selain melewati kuliah disini, dan mendapat pengetahuan juga Ijazah,
Surat pendamping ijazah (SKPI) juga penting untuk menjawab permintaan DIKTI. Oleh karena itu, perlu untuk mengikuti pelatihan seperti PPGD, Seminar dan lain – lain sebagai syarat untuk diketahui keahliannya apa-apa saja yang dimiliki,” tandas Stefanus.

Senada dengan Stefanus, Ketua panitia, Damita Palalangan dalam sambutanya menyampaikan bahwa kegiatan ini juga penting untuk memenuhi syarat Permenristekdiktiserta bekal bagi mahasiswa di tengah masyarakat.

“Permenristekdikti 44/2015, disebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah menyiapkan peserta didik yang memiliki skiil dan ettitude untuk menjadi profesional, sesuai UU 12/2012 dan 44/2015, maka setiap akhir semester mahasiswa perlu di bekali keterampilan penanganan kegawat daruratan,” jelas Damita.

“Tujuan dari pelatihan ini adalah seusai kegiatan, peserta mampu mengetahui dan mengenal gejala serta memberikan penanganan pertama untuk memorabilia juga memberikan rujukan dengan benar,” pungkas Damita. (DD/JK)