Pospera TTS Bantah Lakukan Pungli, Meteran Listrik untuk Rakyat Mulai Dipasang di Amanuban Selatan

DETIKDATA, SOE – Keberpihakan Posko Perjuangan Rakyat – Timor Tengah Selatan (Pospera – TTS) kepada rakyat sudah terbukti dari berbagai aspek, yakni aspek pendidikan, aspek kesehatan, bantuan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan, pembangunan infrastruktur, pemberdayaan masyarakat, dan lain sebagainya.

Meski demikian, masih saja ada oknum tertentu yang punya kepentingan berbeda menyerang Pospera TTS dengan tuduhan-tuduhan miring yang menyesatkan. Mereka mengedepankan asas like dan dislike (suka dan tidak suka) bukan untuk kepentingan banyak orang. Sebut saja tuduhan pungutan liar (pungli) dilayangkan bagi PAC Pospera Amanuban Selatan soal instalasi listrik, padahal itu tidak benar.

Bahwasanya proses pemasangan instalasi kabel listrik untuk warga seperti yang dijanjikan oleh Ketua PAC Pospera Amanuban Selatan, tentu membutuhkan tahapan-tahap proses. Oleh karena itu, perlu kesabaran, pemahaman, dan komunikasi yang baik.

Niatan dan tujuan baik oleh Pospera di Kecamatan Amanuban Selatan membuahkan hasil. Uang yang diserahkan sejumlah warga ke Ketua PAC Pospera Amanuban Selatan, Marten Tono itu bukan pungutan liar atau kepentingan pribadi, namun diserahkan sepenuhnya kepada Akli sebagai mitra PLN.

Hal itu terbukti dengan pemasangan instalasi listrik bagi rakyat dimulai dari Desa Batnun, Kecamatan Amanuban Selatan, Timor Tengah Selatan, Sabtu, 19 Februari 2022. Meski demikian, ada dua warga di Desa Pollo menolak pemasangan listrik di rumahnya tanpa alasan yang jelas.

Pospera TTS Bantah Pihaknya Lakukan Pungli

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Timor Tengah Selatan, Yerim Yos Fallo membantah pihaknya melakukan pungutan liar (pungli).

“Saya tegaskan, Pospera tidak pernah melakukan pungli (pungutan liar) apalagi penipuan,” katanya Minggu, 20 Februari 2022.

Yos Fallo mengatakan, karena ada pihak yang telah mencatut nama Pospera, maka Pospera melakukan intervensi dan terus mengawal sampai semua (instalasi listrik) terpasang.

“Instalasi listrik di Kecamatan Amanuban Selatan mulai dipasang, sementara 10 meteran dari total kuota 35 meteran daya 450 Kva mulai dipasang,” ungkapnya.

Namun, Yerim Yos Fallo kesal lantaran ada 2 (dua) orang yang menolak untuk dipasang instalasi meteran listrik karena masih mau berkonsultasi dengan oknum kades (kepala desa) yang disebutnya sebagai “orang tua”.

Ia akan mengapresiasi semua pihak, pemerintah desa bahkan anggota dewan jika memberikan informasi dan pernyataan yang benar di media terkait dengan kepentingan rakyat. Sebab, sama-sama memiliki tujuan yang sama.

“Jika malah dibalik, yakni “menyerang” Pospera karena ada unsur balas dendam dan menunjukkan kebencian terhadap Pospera, saya sarankan untuk “bertobat”,” pintanya.

Mantan Relawan Joko Widodo itu pada Pilpres 2014 dan 2019 itu menyarankan agar pihak-pihak yang terpelajar di TTS harus melakukan konfirmasi dan melakukan _check and re-chek_ terhadap sebuah kasus atau peristiwa sehingga pernyataan yang dikeluarkan memiliki legitimasi yang kuat dan tidak terkesan asal bunyi.

Yos Fallo juga kecewa, sebab ada oknum tertentu memberikan pemahaman yang sesat dan menyesatkan bagi masyarakat, yang pada akhirnya masyarakat dirugikan karena menolak pemasangan meteran listrik.

“Jika sudah ada instalasi dan sudah terbit SLO (Sertifikasi Laik Operasi) berarti sudah berproses, apalagi ada juga yang sudah terbit nomor register, bahkanada juga yang sudah terpasang,” jelas tokoh muda TTS, tinggal di Batu Putih.

Terkait ada warga yang menolak pemasangan instalasi listrik, Yerim Yos Fallo mengaku sudah menghubungi Kapolsek setempat. Dan, Kapolsek mau fasilitasi untuk pertemuan dengan mereka hari Kamis atau Jumat agar bisa dipasang,” tandas Mantan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Perwakilan NTT itu.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak yang kontra dengan pemasangan instalasi listrik belum berhasil dihubungi. Kepala desa setempat juga belum berhasil dihubungi untuk memberikan konfirmasi. (DD/EB