PMKRI Nilai Pemda Flores Timur Asal Bunyi, Ada Apa ??

DETIKDATA, LARANTUKA – Soal rencana pembangunan ruas jalan perluasan kota, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Santo Agustinus Larantuka menilai Pemerintah Daerah Flores Timur asal bunyi.

Hal ini disampaikan Presidum Gerakan Kemasyarakatan PMKRI Cabang Larantuka, Yakobus Laga Sogen melalui rilis pers yang diterima detikdata.com via WhatsApp. Senin (15/03/21)

“PMKRI Cabang Larantuka menilainya bukan sebagai kebutuhan melainkan keinginan semata penguasa tanpa ada indikator yang jelas dan terukur,” ungkap Yakobus.

Yakobus berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Flores Timur mestinya lebih peka.

“Pemerintah Daerah Kabupaten Flores Timur mestinya lebih peka dalam melihat kebutuhan masyarakat terkait infrastruktur jalan. Masih terlalu banyak ruas jalan kategori terisolir di flores timur ini, di mana belum di sentuh sama sekali,” tulis Yakobus.

Yakobus menjelaskan bahwa masih banyak jalan di daerah tersebut yang belum diperhatikan.

“Pernahkah Pemda berpikir terhadap kesulitan warganya melewati jalan rusak dalam pemenuhan ekonomi mereka seperti di Kecamatan Tanjung Bunga dari Desa Aransina, Basira; Kecamatan Adonara Barat dari Desa Hurung menuju Riangpadu, Woloklibang, Ilepati, Nimun Danibao hingga ke Kesa Demondei, Pandai Mewet; Kecamatan Wotan Ulumado; Kecamatan Adonara Tengah dari Desa Waitukan menuju Wewit yang masih dibangun setengah – setengah hingga hari ini, di Kecamatan Adonara lingkar luar dari desa Lambunga, sagu menuju Koli Masan ? Padahal, jalan – jalan seperti di atas ini merupakan area penghasil komoditas yang hingga kini belum di sentuh sama sekali.
Kira-kira wacana gurauan Kadis PU tersebut atas dasar apa dan apa indikator utamanya,” jelas Yakobus.

Yakobus berharap misi selamatkan insfrasrtuktur jalan mestinya merata ke seluruh pelosok.

“Misi selamatkan insfrasrtuktur jalan itu mestinya merata ke seluruh pelosok. Kalau pemda memberi alasan pada kondisi anggaran, ya itu salahnya top leader. Artinya salah ketika menyusun visi misi. Kalau kondisi anggaran begitu, ya buat saja misi tunggal selamatkan infrastruktur agar efektif dan efisien hasilnya dalam satu periode,” harap Yakobus

Yakobus menyayangkan rencana perluasan dan penataan kota yang dinilai mengabaikan kebutuhan dasar masyarakat.

“Kita sayangkan, kalau rencana perluasan dan penataan kota mengabaikan kebutuhan dasar masyarakat dalam hal infrastruktur jalan. Kita desak Pemda dalam hal ini Bupati, OPD yang terkait dan anggota legislatif, bahwa di tahun 2022, penyusunan dan pembahasan RKPD terkhusus pada pembangunan infrastruktur jalan harus benar-benar melihat kebutuhan masyarakat di desa-desa yang masih terisolir,” ujar Yakobus.

Lanjut Yakobus, PMKRI larantuka mendesak agar pemerintah kabupaten flores timur berhenti membuat wacana pembukaan jalan baru yang dinilainya tak terlalu mendesak dilakukan.

“PMKRI Larantuka mendesak agar pemerintah kabupaten Flores Timur stop membuat wacana pembukaan jalan baru yang tidak terlalu mendesak untuk sementara waktu. Misalnya jalan dari Sarotari menuju Riangkemie dalam rangka perluasan kota. Jalan ini masih bisa di pakai untuk akses mobilisasi barang dan jasa dan saat ini masih sangat baik dan nyaman di gunakan oleh masyarakat,” pinta Yakobus.

Tambah Yakobus, PMKRI mengharapkan pemerintah Kabupaten Flores Timur lebih fokus membangun jalan baru di desa – desa terisolir.

“Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia, Cabang Larantuka Santo Agustinus mengharapkan pemerintah Kabupaten Flores Timur bisa lebih fokus membangun jalan baru di desa – desa yang terisolir agar misi selamatkan infrastruktur jalan dapat tercapai dan ada kepuasan tersendiri bagi masyarakat yang selama ini tidak pernah menikmati jalan beraspal,” pungkas Yakobus. (DD/RLM)