Perempuan Didorong Aktif Promosikan Toleransi dan Perdamaian

DETIKDATA, JAKARTA – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, mendorong kaum perempuan untuk aktif terlibat langsung mempromosikan toleransi keberagaman dan perdamaian di masyarakat.

Dalam kunjungan ke Desa Damai di Kelurahan Sinduharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman Provinsi DI Yogyakarta, Menteri PPPA memberikan apresiasi yang tinggi kepada para perempuan penggerak perdamaian yang terus aktif menyuarakan nilai-nilai perdamaian sekaligus memberdayakan sesama perempuan untuk mandiri dan mencegah perempuan menjadi kelompok rentan dari pengaruh intoleransi dan kekerasan.

“Kami memberikan apresiasi kepada para perempuan tangguh di 18 desa yang sudah mendeklarasikan sebagai Desa Damai. Apresiasi juga kami berikan atas pendampingan yang sudah diberikan Wahid Foundation selaku inisiator Desa Damai dan dukungan dari UN Women. Kami melihat perbedaan yang ada, seperti perbedaan agama justru menjadi kekuatan bersama,” ujar Menteri PPPA dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/11/2021).

Desa Damai menurut Direktur Eksekutif Wahid Foundation, Mujtaba Hamdi, bertumpu pada tiga pilar utama yaitu;
1. Penguatan ekonomi seperti pengelolaan UMKM dan literasi keuangan rumah tangga dan usaha;
2. Penghormatan terhadap perbedaan keyakinan dan upaya pencegahan konflik; serta
3. Upaya menciptakan perempuan berdaya bagi keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar.

“Sama seperti kader-kader di Desa Damai lainnya, para perempuan perdamaian di Kelurahan Sinduharjo ini bergerak dengan aktif dan kami terus melakukan pendampingan. Salah satu tujuannya adalah menciptakan masyarakat yang memiliki resiliensi terhadap ancaman kekerasan berbasis gender. Dari hasil penelitian kami, untuk menciptakan suasana damai, perempuan adalah aktor utama sehingga itu yang menjadi pertimbangan kami mengapa kaum perempuan adalah kunci utama perdamaian,” ungkap Mujtaba Hamdi.

Para Ibu ini, lanjut dia, bahkan dapat membentuk kelompok pencegahan secara dini dan berjejaring dengan stakeholder lain. Pihaknya juga berupaya agar warga Desa Damai terbebas dari kegelisahan sosial akibat ketersingkiran ekonomi yang memicu tindakan intoleransi. Ibu-Ibu ini bahkan mampu melakukan counter isu terhadap upaya radikalisasi.

Konsep Desa Damai yang juga mengutamakan pada upaya pemberdayaan perempuan, baik di keluarga maupun mandiri secara ekonomi melalui UMKM, menurut Menteri PPPA memiliki kesamaan dengan lima isu prioritas arahan Presiden kepada Kemen PPPA, yakni pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender.

“Kami fokus pada pemberdayaan perempuan pra-sejahtera, perempuan penyintas bencana dan perempuan kepala keluarga. Memang perempuan harus berdaya secara ekonomi. Saat ini kami memiliki program mengembangkan model Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) di 33 provinsi, 66 kabupaten dan 142 desa. Desa Damai ini memberikan inspirasi untuk bisa menjadi salah satu indikator pada DRPPPA dan bisa kita integrasikan bersama,” ungkap Menteri PPPA.

Sementara itu, Sugeng Mulyadi, Kepala Desa Ngelinggi menjelaskan bahwa Desa Ngelinggi menjadi maju, berbudaya dan memiliki toleransi yang tinggi karena kegigihan kaum perempuan di desanya serta keterlibatan mereka dalam setiap musyawarah desa membahas setiap isu seperti stunting, peningkatan kualitas pendidikan dan kegiatan lainnya.

Desa Sinduharjo, Ngaglik, Sleman Yogyakarta merupakan Desa Ke-16 yang mendeklarasikan diri sebagai Desa Damai. Deklarasi Desa Damai dilaksanakan pada 21 September 2021 di Area Peace Village Community Learning Centre bertepatan dengan peringatan Hari Perdamaian Dunia 2021. Di Desa ini, masyarakat khususnya anak-anak dan para perempuan akan diberdayakan secara ekonomi, pembangunan perdamaian dan cara mengadvokasi hak-hak dalam keluarga maupun kehidupan sosial kemasyarakatan. (DD/IP)