DETIKDATA, LEWOLEBA – Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali membuat terobosan baru dalam dunia pendidikan. Hal ini ditandai dengan digitalisasi ujian berbasis android, yakni saat beralih dari kertas ke mobile, aplikasi (JIBAS CBE).
Aplikasi ini dirancang khusus untuk proses pembelajaran dan proses ujian madrasah, khususnya pada jenjang Madrasah Aliyah Negeri. Sebab, masa pandemi Covid-19 yang belum jua pergi maka sebuah langkah efektif dan efisien harus di ambil sebagai sebuah langkah terobosan baru, yakni ujian madrasah berbasis android.
Diketahui, beberapa kali telah diuji coba dan di anggap berhasil 99% maka team IT MAN Lembata meluncurkan dan mengenalkan sistem android dengan beberapa kelebihan yang sangat memudahkan peserta didik dalam melakukan ujian akhir sekolah.
Aplikasi ini memudahkan peserta didik untuk mengakses dari rumah namun tetap terpusat pada satu server yang dikendalikan langsung oleh team admin MAN Lembata, sehingga kemungkinan kecurangan pun sangat tipis, anak – anak tetap terpantau mengerjakan secara jujur ujian madrasah dan ujian sekolahnya.
Kelebihan dari aplikasi ini adalah penggunaannya dalam mode pesawat atau non data seluler (offline) sehingga tidak menghabiskan atau menyedot data dan dirancang khusus agar ketika peserta didik sedang mengerjakan ujian tidak mengganggu dengan notifikasi yang masuk dan bug serta cache penelusuran dalam Google di sarankan agar di bersihkan.
Aplikasi ini hanya memakan 2 MB dari total download soal hingga pengiriman hasil ujian, peserta didik pun langsung bisa mengetahui hasil setelah pengiriman hasil ujian.
Ketua IT Man Lembata, Alkhaidir Aco, S.Pd mengemukakan bahwa Aplikasi ujian ini sangat bagus digunakan pada daerah-daerah yang minim akses internet atau jaringan seperti yang ada pada kota-kota besar,” katanya kepada wartawan, Senin, 21 Maret 2021.
“Idealnya, dalam proses ujian, kenyamanan ujian menjadi sebuah keharusan karena ujian android tipe full online berdasarkan pantauan kami di lapangan, peserta didik atau siswa lebih takut terjadi ganguan dalam meload soal sehingga capaian kurikulum tidak bisa diukur,” jelas Alkhaidir.
Oleh karena itu, kata dia, i system harus berbenah, tipologi jaringan harus diubah untuk memberi kenyaman user (siswa) untuk nyaman dan aman melaksanakan ujian sehingga fokus mereka hanya pada soal-soal yang diujikan.
Pada kesempatan yang sama, Kepala MAN Lembata Abdullah Malik, S.Pd memonitor langsung proses ujian madrasah. Ia menyampaikan bahwa madrasah harus bisa meotivasi siswanya dalam mengahdirkan pembelajaran dan ujian berdasarkan tututan zaman yang serba digital.
“Covid-19 bukan menjadi halangan untuk melakukan terobosan-terobosan di bidang ilmu pengetahuaan dan tekhnologi, tetapi lebh dari itu madrasah harus tampil beda untuk melahirkan karya-karya baru, yang lebih penting adalah jangan pernah berpikir biasa-biasa saja tapi harus berpikir luar biasa, pungkas pria yang murah senyum ini,” ungkapnya.
Di tempat berbeda, Salman Al-Farisi, siswa programa12 IPA, ketika ditanyai bagaimana pengalamannya mengunakan aplikasi ini, dengan senyum dan bangga menyampaikan bahwa lebih nyaman mengunakan aplikasi tersebut.
Sebab, kata dia, aplikasi ini tidak macet-macet ketika pindah soal dari satu halaman ke halaman yang lain, sepatutunya system ini harus dari dulu, jangan kami mau lulus baru ada,” tuturnya sambi tertawa. (DD/EB)