DETIKDATA, ENDE – Sejumlah tenaga kesehatan sukarela diberbagai puskesmas di Kabupaten Ende keluhkan masalah kesejahteraan Nakes. Pasalnya selama ini nakes sukarela tidak mendapat perhatian dari pemkab Ende apalagi ditengah situasi pandemi Covid-19, Nakes sukarela rela setiap harinya bertaruh nyawa merawat pasien Covid-19. Mereka juga kerap menghadapi tekanan sosial dikala bertugas.
Berdasarkan data yang dihimpun detikdata.com, insentif Nakes sukarela yang diterima oleh nakes di Puskesmas se-Kabupaten Ende berkisar 300 – 500 ribu rupiah per tiga bulannya yang dialokasikan dari jasa 60 % pelayanan dana Kapitasi BPJS Kesehatan, nominal ini lebih kecil daripada tanggung jawabnya.
Dikesempatan berbeda, Anggota DPRD Kabupaten Ende, Yulius Cesar Nonga mengatakan terkait insetif Nakes sukarela yang menangani Covid-19 perlu di prioritaskan dan menjadi perhatian utama Pemerintah.
“Saya pikir ini mesti menjadi prioritas dan perhatian utama dari Pemerintah Daerah dalam mensuport penanganan-penanganan di bidang kesehatan agar lebih baik lagi,” kata ketua Komisi II DPRD Ende ini ketika di wawancara, Jumat (16/7/2021).
Sehingga dalam situasi pandemi ini, ujar Yulius tidak ada lagi keluhan-keluhan yang dilontarkan oleh Nakes soal insetif, apalgi mereka yang menangani Covid-19.
Yulius menjelaskan seandainya Pemerintah Daerah mau melakukan itu, sesungguhnya ruang itu ada untuk membayar insetif Nakes yang menangani Covid-19.
Lebih lanjut jelas Yulius, dia bisa dimasukan dalam salah satu item anggaran hasil refocusing dan itu ada di ranah Pemerintah itu sendiri.
Kalau Pemerintah Daerah mau membayar insentif Nakes hari ini, jelas yulius maka ruang itu ada di Pemerintah itu sendiri karena refocusing itu sendiri adalah kewenangan dari Pemerintah.
“Nantinya salah satu item hasil refocusingnya adalah termasuk menganggarkan untuk insetif nakes itu,” jelasnya. (DD/B)