“Satu hal yang membuat saya bingung, tapi senang adalah dari semua perjalanan saya di seluruh Indonesia bertemu dengan guru honorer, guru penggerak, kepala sekolah tidak pernah ada sekali pun kata putus asa itu keluar. Ini hal yang luar biasa dan menginspirasi kami semua,” ujarnya.
“Bagi yang gak tahu, saya tinggal di rumahnya Bu Nuri sama di rumahnya Pak Sukardi, saya disuguhi berbagai macam makanan yang enak-enak, dan akhirnya ngobrol-ngobrol mengenai apa sih suka dukanya menjadi guru. Bukan hanya di masa pandemi, tapi juga sebelum masa pandemi, dan ini merupakan hal yang begitu menantang menjadi guru. Bayangkan, sudah dijajah oleh keseragaman, dijajah oleh regulasi, kesejahteraannya banyak yang masih belum terjamin. Ini adalah masa yang luar biasa menantang,”paparnya.
Itu adalah indikator, bahwa banyak sekali guru-guru di seluruh indonesia bekerja, karena itu adalah panggilan hidup, bukan untuk uang, bukan untuk mencari kerjaan yang stabil saja, tetapi untuk benar-benar berbakti. “Itulah alasannya kenapa saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya,” ujarnya.
Mendikbudristek Nadiem juga menjelaskan, bahwa tahun depan akan meluncurkan berbagai macam program untuk guru, yaitu akan terus mendorong rekrutmen PPPK untuk memastikan semua guru honorer bisa ikut tes seleksi dan lolos mendapat formasi. “Itu sudah pasti prioritas pertama kita, karena kalau enggak bisa menafkahi keluarga saja gimana mau berkualitas,” ujarnya.




