Nicke menyampaikan kenaikan laba bersih hampir dua kali lipat tersebut dilakukan melalui penghematan biaya-biaya pada tahun 2021 yang membantu peningkatan kinerja finansial perusahaan.
Beberapa penghematan yang dilakukan yaitu melalui program Cost Saving yang jumlahnya mencapai 1,3 miliar dolar AS, program Cost Optimization yang berhasil menghemat 2,2 miliar dolar AS, program Cost Avoidance hingga 350 juta dolar AS, dan adanya program Revenue Enhancement yang mencapai 0,5 miliar dolar AS.
Nicke menegaskan bahwa pada 2021 di mana pandemi COVID-19 masih berlangsung, khususnya pada saat gelombang mutasi virus alfa menyerang pertengahan tahun 2021, Pertamina mengalami penurunan permintaan BBM yang sangat signifikan akibat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Nicke menerangkan cara Pertamina bisa bertahan selama pandemi COVID-19 melanda adalah dengan melakukan efisiensi.
“Bagaimana kita melakukan efisiensi besar-besaran 2021. Karena kita sampaikan untuk bisa survive dalam kondisi ini hanya satu, efisien,” katanya. (DD/IP)