DETIKDATA, JAKARTA – Sekalipun di tengah pandemi Covid-19, industri DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) tetap meraih pertumbuhan positif di tahun 2020. Hingga Oktober lalu, aset kelolaan DPLK tumbuh 11% menjadi Rp. 102 triliun. Sementara dari kepesertaan tumbuh 4% menjadi 3,1 juta pekerja. Bahkan dari sisi investasi, ROI (Return on Investment) tetap tumbuh 4,65%. Realitas ini membuktikan industri DPLK telah berada pada jalur bisnis yang memadai, sementara industri jasa keuangan lainnya mengalami drop.
Dalam Rapat Umum Anggota (RUA) Perkumpulan DPLK tahun 2020 secara virtual hari ini (16/12/2020) bertajuk “Membangun Optimisme Industri DPLK PascaCovid-19”, seluruh pelaku DPLK di Indonesia berkomitmen kuat untuk lebih optmis dan agresif untuk memberi edukasi dan melayani kebutuhan dana pensiun bagi pekerja dan pemberi kerja di Indonesia, khususnya pasca diterbitkannya PP (Peraturan Pemerintah) UU Cipta Kerja.
Acara yang dibuka oleh Ahmad Nasrullah, Kepala Departemen Pengawasan IKNB 2A OJK
dan dihadiri 80 anggota PDPLK dari 25 DPLK yang ada bertekad untuk terus melakukan terobosan dan inovasi demi pertumbuhan DPLK secara lebih signifikan di tahun 2021, khususnya pasca Covid-19. Maka industri DPLK patut memulai platform digital dalam memasarkan DPLK kepada masyarakat dan tetap berpegang pada tata Kelola dana pensiun yang sesuai aturan secara professional.
“Secara prinsip, OJK mendukung apa yang sudah dilakukan Asosiasi DPLK khusunya dalam penerapan tata Kelola dana pensiun yang professional. Industri DPLK juga perlu mengoptimalkan skill investasi dan teknologi informasi agar dapat melayani peserta dana pensiun secara optimal” ujar Ahmad Narsullah saat memberi keynote speech.
Ketua Umum Perkumpulan DPLK, Nur Hasan Kurniawan pun menambahkan pentingnya membangun optimisme para pelaku DPLK untuk memberikan layanan yang optimla, khususnya saat implementasi UU Cipta Kerja No.11 Tahun 2020 nanti. Maka ada peluang dan pendorong untuk bisa lebih maju lagi di industri DPLK.
Tampil pula Ferry Latuhihin, Chief Economist Tanamduit.com yang memaparkan Outlook Ekonomi Indonesia tahun 2021 pasca cpvid-19. Bahwa kondisi ekonomi Indonesia di tahun 2021 bahkan seterusnya akan lebih baik karena pasar sudah lebih percaya diri dengan adanya vaksin Covid-19. Hal ini juga dibuktikan oleh komitmen pemerintah Indonesia dalam menyalurkan stimulus ekonomi yang sudah berjalan dan akan terus berlanjut di tahun depan.
“Maka industri DPLK pun harus optimis dan mampu memenuhi ekspektasi market yang tinggi tahun depan. Maka optimalkan investasi peserta jangan hanya di pasar uang, mulailah edukasi saham di DPLK. Mari sambut pasar yang alan segera pulih” kata Ferry Latuhihin penuh optimis.
Ikut hadir di RUA PDPLK tahun 2021 antara lain: Steven Tanner dan AT. Sitorus (Dewas Pengawas) dan Abdul Rachman (Penasihat). Presentasi program PDPLK ke depan pun disajikan oleh Rista Manurung, Daneth Fitrianto, dan Saktimaya Murti sebagai Wakil Ketua Umum PDPLK dengan moderator Syarifudin Yunus (Direktur Eksekutif PDPLK). Intinya, industri DPLK berkomitmen untuk antisipasi UU Cipta Kerja sekaligus melakukan edukasi pentingnya dana pensiun serta optimakan investasi seiring potensi iklim ekonomi yang akan lebih baik di tahun 2021.
Maka ke depan, industri DPLK bisa lebih adaptif dan fleksibel dalam memenuhi kebutuhan program pensiun masyarakat. Dan sedikit mengubah mind set untuk menjadikan DPLK sebagai pengeloa dana, bukan hanya pengelola program pensiun. Agar dapat memenuhi selera publik dan pekerja dimana pun berada. (DD/R).