Tanpa pikir panjang, ia mengikuti kata wanita itu. Namun hingga tengah hari Nurul tidak menemukan jalan pulang. Nurul kemudian melihat sumber air dan mengambil air wudu untuk salat zuhur. Setelah salat, Nurul melanjutkan perjalanan untuk kembali ke rumahnya.
Di sore, Ia menemukan pipa air yang menjadi sumber air warga Sumbernanas. Namun aneh, pipa tersebut mengarah ke arah Barat (ke atas) dari yang seharusnya ke timur. Nurul teringat pesan wanita yang mengantarnya, ‘jangan ikuti hatimu’.
Matahari hampir tenggelam, Nurul belum menemukan jalan pulang. Nurul berteriak meminta tolong, berharap ada yang mendengar. Sayang, tidak satupun orang yang mendengar. Saat suaranya hampir habis, Ia mendengar ada suara yang menjawabnya.
“Ketika matahari terbenam, saya dengar sahutan. Saya familiar dengan suara itu. Itu Bapak saya,” tandas Nurul.
Nurul akhirnya berjumpa Bapak mertuanya yang saat itu tengah bersama warga mencarinya. Tapi, ia merasa aneh karena waktu berganti begitu cepat.