“Yang hitam mengaum. Kemudian saya bilang ‘cul cul ojo rame. Sun arep turu kesok isuk baen isun gugahen’ (cul jangan berisik. Saya mau tidur. Besok pagi bangunkan aku). Dia akhirnya diam dan saya tidur,” ujarnya.
Keesokan paginya, Nurul terbangun dai tidurnya. Ia heran karena 4 harimau yang menemaninya sudah tak ada. Nurul pun bergegas mencari sang kakek untuk berpamitan pulang rumah.
Kakek tua itu mempersilakan Nurul pulang. Namun, sebelum Ia pulang, Nurul diminta sarapan pagi. Setelah sarapan, muncul empat wanita yang akan mengantar Nurul.
Meski telah menua, 4 perempuan itu memiliki paras cantik. Seingatnya, Nurul diantar oleh empat perempuan dengan mengendarai kereta.
“Naik kereta. Tapi sayatidak sadar yang narik kereta itu apa. Antara sadar dan tidak,” ungkapnya.
Nurul diturunkan di tengah hutan. Saat itu, dua orang perempuan pengantarnya berpesan agar Nurul berjalan lurus ke Selatan. Namun Nurul tak terima karena arah selatan yang ditunjuk oleh perempuan itu adalah sebaliknya.
“Saya berontak. Salah ini, Itu ke arah utara, bukan kearah selatan. Sumbernanas arahnya ke Selatan. Tapi wanita itu bilang, kamu jangan ikuti kata hatimu, ikuti apa yang saya bilang,” jelas Nurul.