DETIKDATA, KUPANG – Eduard Nautu salah seorang kader Cabang GMKI Kupang dalam momentum Konferensi Cabang Terpilih menjadi Ketua GMKI Kupang masa Bhakti 2020-2022, di Gereja Batesda Pangkoto, Amarasi, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Jumat (30/10/2020).
Eduard Nautu ketika dikonfirmasi media menyampaikan bahwa, dirinya bersyukur kepada Sang Kepala Gerakan karena semua yang terjadi bukan karena kehebatan dirinya tapi atas campur tangan Tuhan.
“Ini semua bukan karena kehebatan saya tetapi karena campur tangan Tuhan Sang Kepala Gerakan Sehingga semua bisa terjadi seperti ini” ungkap Eduard.
Lanjut Eduard, untuk menahkodai GMKI selama satu masa bahkti ini tentu Saya memiliki pokok pikiran yang bergerak berdasarkan spirit thema, baik itu konsolidasi dalam rangka aksi dan aksi dalam rangka konsolidasi.
“Penataan Internal organisasi adalah visi besar dari saya, karena belum tentu kita keluar melihat persoalan diluar diri, sementara kita belum selesai dengan diri sendiri,” jelasnya.
Ada tiga pokok pikiran yang perlu saya sampaikan kepada Media.
“1. Kaderisasi
Berbicara tentang Kaderisasi, di Sini kita bicara tentang pendidikan formal dan pendidikan informal serta Nonformal.
(Pendidikan Formal).
GMKI yang adalah organisasi belajar harus terus berusaha untuk mendapatkan standar ideal dari profile kader ala GMKI dengan mengoptimalkan implementasi PDSPK 2006 yang tentunya harus dilakukan berjenjang dengan formulasi yang teratur dan terarah.
(Pendidikan Informal).
Diskusi Rutin berjenjang itu harus terus digalakkan sehingga kader dengan sendirinya paham tentang nilai-nilai dan juga pemahaman organisasi, Diskusi tematis dan juga diskusi lepas harus dilakukan sebagai sebuah kebiasaan terkususnya disekertariat, terutama untuk kader2 yang nantinya akan melanjutkan tongkat pelayanan sehingga dengan sendirinya sudah matang pasca menjadi pelayanan.
(Pendidikan Nonformal).
Kaderisasi berlangsung dengan pendidikan seperti ini, terlibat dalam kepanitiaan – kepanitiaan komisariat dan juga ditingkatan cabang, bisa juga dengan lembaga mitra sehingga kader bisa terlibat dalam kepanitiaan diluar GMKI, berelasi keluar dengan tetap menjadi bagian dari GMKI.
2. Perkuat kelembagaan
Kelembagaan yang saya maksudkan tentunya adalah BPC, BPC harus membangun sebuah persekutuan, persahabatan yang harmonis dalam konsep pelayanan yang didasarkan kasih oleh sang kepala gerakan dan perlu diingat bahwa BPC benar – benar menjaga independensi dari semua kepentingan – kepentingan luar yang akan menggerogoti tubuh BPC dan menjadi penyakit yang membuat BPC tidak bisa berdiri pada keputusan sendiri. Ketika BPC kuat secara internal maka hubungan dan relasi baik itu akan dibawa keluar sehingga dengan sendirinya hubungan dengan para senior atau lembaga mitra tetap terjaga dengan baik layaknya hubungan kaka beradik dalam rajutan benang biru.
3. Perkuat Doktrin
Ini point terakhir dari saya, organisasi tanpa doktrin adalah organisasi yang tidak punya tujuan, perkuat doktrin , Doktrin tentang nilai – nilai organisasi dan konstitusi, kader – kader GMKI harusnya menunjukkan warna berbeda diera 4.0, tetap eksis tanpa kehilangan nilai,” ungkap Eduard.
Eduard menutup penyampaian dengan berharap, GMKI bisa terus eksis, ada capaian – capaian yang perlu untuk terus digalakkan baik pada bidang internal yang harus dibenahi maupun eksternal yang harus ditingkatkan terutama urusan terkait persoalan kemanusiaan. (DD
/AM).