DETIKDATA, KUPANG – Dugaan permintaan uang dan fasilitas oleh oknum-oknum staf Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XV Provinsi Nusa Tenggara Timur kepada Perguruan Tinggi Swasta (PTS) merupakan perilaku koruptif yang harus diberantas.
Hal ini disampaikan, Anggota Komisi V DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Jan Pieter DJ. Windy, SH.,MH, kepada detikdata.com. Selasa (25/01/22).
“Dugaan permintaan uang dan fasilitas penginapan hotel itu dilakukan terhadap lembaga perguruan tinggi. Hal tersebut merupakan bentuk perilaku koruptif dan pungli yang harus diberantas apalagi terjadi pada lembaga pendidikan,” tegas Jan Windy.
Jan Windy berharap nama-nama oknum staf LLDIKTI ini disebutkan secara jelas oleh pihak PTS yang merasa dirugikan.
“Sepakat apa yang disampaikan pak Lumban Gaol, disebutkan saja nama staf yang melakukan agar tidak terjadi saling prasangka,” harap Sekretaris Fraksi Gerindra tersebut.
Jan Windy juga meminta pimpinan LLDIKTI NTT harus menerapkan mekanisme kontrol internal yang baik kepada staf yang melaksanakan tugas agar persoalan serupa tidak terulang lagi. Pimpinan LLDIKTI NTT juga diminta agar berani menindak tegas oknum staf yang diduga melakukan pungutan liar terhadap perguruan tinggi di NTT.
“Kita berharap juga ada mekanisme kontrol internal di LLDIKTI NTT agar hal ini tidak lagi terjadi dan ada sanksi tegas jika benar ada oknum staf yang melakukan pungutan-pungutan,” ujar Jan Windy.
Ketua PD SATRIA NTT tersebut berharap agar persoalan ini diselesaikan secara transparan.
“Kita berharap ini diselesaikan secara transparan jangan sampai kejadian ini mencoreng kredibilitas LLDIKTI dan juga PTS yang ada di NTT,” tutup Politisi muda tersebut.
Sebelumnya, ramai diberitakan, salah satu pendiri Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Kota Kupang, mengeluhkan perilaku beberapa oknum staf Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XV Provinsi Nusa tenggara Timur (NTT).
Oknum tersebut dalam menjalankan tugas monitoring, evaluasi dan akreditasi kampus, oknum-oknum staf LLDIKTI ini disebut sering meminta fasilitas berupa biaya penginapan di hotel mewah dan uang transportasi. (DD/D)