DETIKDATA, MALAKA – Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Dinas Pertanian-red) Pertanian Kabupaten Malaka, langsung terjun ke lapangan untuk mendata kerusakan lahan warga dan kerusakan lainnya akibat bencana alam banjir Benenain lalu.
“Setelah mendapat perintah dari Bupati Malaka, staf dan penyuluh pertanian lapangan kami langsung turun ke lapangan untuk mendata kerusakan lahan pertanian berupa lahan yang kekurangan air yang ada di masyarakat terdampak bencana,” demikian kata Nikolas Seran, Plt. Kadis Pertanian Kabupaten Malaka, Selasa (4/5/2021) di aula Kantor Bupati Malaka.
Dikatakan Nikolas bahwa sejak bencana banjir lalu, banyak lahan yang hancur, rusak dan luluh lantah tertimpa sedimen lumpur, termasuk hasil pertanian seperti jagung, padi dan tanaman hortikultura.
“Dampaknya sangat terasa oleh masyarakat petani yang desanya terdampak langsung bencana banjir. Ribuan hektare lahan yang rusak dan tidak bisa dimanfaatkan dan yang mengalami kekurangan air hingga saat ini,” akunya.
Lebih lanjut, Nikolas Seran melalui Kabid Tanaman Pangan Fransiskus Nahak menginformasikan bahwa data kerusakan yang berhasil diperoleh berupa lahan sawah yang kekurangan air.
“Kita mendata lahan warga yang saat ini kekurangan air dan butuh intervensi atau penanganan segera sehingga tidak terjadi gagal panen dan merugikan masyarakat,” ujarnya sambil mengatakan kekurangan air itu akibat putusnya saluran induk Bendung Benenain, di Desa Kakaniuk sepanjang 200 meter.
Adapun data yang diperoleh dari Dinas Pertanian di Kecamatan Malaka Barat luas lahan 1050 ha, kerusakan akibat banjir 750 ha yang mengalami kekurangan air 145 ha. Berikut Kecamatan Weliman luas lahan 837 ha, kerusakan akibat banjir 629,7 ha, yang mengalami kekurangan air 202,3 ha. Kecamatan Io Kufeu luas lahan 208 ha, kerusakan akibat banjir 25,8 ha. Kecamatan Malaka Tengah luas lahan 1725 ha, kerusakan akibat banjir 75 ha dan yang mengalami kekurangan air 1187 ha. Kecamatan Laenmanen luas lahan 502 ha, kerusakan akibat banjir 31 ha. Kecamatan Kobalima luas lahan 760 ha, kerusakan akibat banjir 45,1 ha dan kekurangan air 400 ha.
“Jadi total keseluruhan beberapa kecamatan itu, untuk luas lahan sebesar 5082 ha, kerusakan akibat banjir 1557 ha dan yang mengalami kekurangan air 1934 ha. Lahan-lahan itu terdapat tanaman yang hampir seluruhnya belum dipanen,” rinci Fransiskus.
Kesempatan yang sama, Nikolaus dan Fransiskus mengutarakan bahwa jika saluran primer itu bisa dikerjakan sehingga aliran air bisa berfungsi maka lahan akibat kekurangan air itu bisa ditanggulangi.
Pihaknya juga melalui staf dan penyuluh pertanian terus memberikan pendampingan kepada masyarakat untuk mencari solusi terbaik. (DD/KM)