DETIKDATA, AJIBATA – Untuk pertama kali pola pertanaman padi Sistem Banjar Legowo Salibu diujicobakan di Desa Pardomuan Ajibata, Kecamatan, Ajibata, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatra Utara di lahan milik Kelompok Tani Koptas Jaya. Pendamping PPL Ajibata, Welvin Sitohang dan Resma Kuda Diri, Kades Pardomuan Ajibata Tamba Tua Sirait, Babinsa Sertu M. Edi. Suwito
Serda Fredy Sianturi dan perwakilan Kelompok Tani Koptas Jaya, Lamindo Sirait, Herlina Manik, Risma Tumanggor turun langsung dalam uji coba pertanaman sistem Banjar Legowo Salibu ini, Senin (18/01/2021).
Berdasarkan keterangan Kepala Desa Pardomuan Ajibata, Tamba Tua Sirait ketika dikonfirmasi MC Toba, sebelumnya warga Pardomuan Ajibata masih memberlakukan pola tanam lama.
Berkat hasil penyuluhan dari petugas PPL, akhirnya berhasil meyakinkan warga untuk memulai beralih ke pola tanam jajar legowo salibu yang dinilai akan memberikan hasil panen lebih banyak dan penanggulangan hama lebih mudah jika dibandingkan dengan pola tanam yang lama.
“Ini masih kita uji cobakan, kita harap hasil panennya nanti jauh lebih baik sehingga warga lainnya semakin yakin untuk memberlakukan pola tanam Jajar Legowo Salibu ini,” ujar Tamba.
Selama ini, pihaknya sudah mendengar kelebihan pola tanam Jajar Legowo Salibu, namun belum berani memulai karena kurangnya pemahaman dan pengetahuan warga. Namun berkat penyuluhan yang disampaikan oleh petugas PPL, pihaknya memberanikan diri untuk memulainya.
“Salah satu cara yang paling efektif untuk meyakinkan warga adalah lewat pembuktian, makanya kita buat uji coba tanam jajar legowo hari ini. Jika ini berhasil tentu akan diduplikasi oleh petani lainnya,” paparnya.
Pendamping PPL Ajibata, Welvin Sitohang, mengatakan sistem tanam jajar legowo dengan penerapan teknologi Salibu efektif meningkatkan produksi. Selain mengurangi biaya pengolahan lahan, juga lebih efektif diaplikasikan karena dengan sekali tanam, petani bisa panen hingga 3 kali bahkan hingga lima kali.
“Metode ini sebenarnya sudah mulai kita terapkan di Ajibata tepatnya di persawahan menuju Motung. Mereka sudah sampai panen ketiga, dan direncanakan hingga panen kelima,” ujarnya.
Ditambahkannya, jajar legowo dengan teknologi salibu merupakan teknologi pertanian dengan mempertahankan batang utama pasca panen. Batang utama kembali dipupuk lalu ditambahkan bakteri yang baik untuk pertumbuhan padi.
Hasilnya, katanya pada panen kedua, ketiga dan ke empat jauh lebih banyak dari hasil panen pertama, sementara hasil panen ke lima akan kembali seperti panen pertama.
“Untuk kali ini kita uji cobakan di lahan seluas 4 rante dengan jumlah panen hingga 3 kali dulu, meskipun sebenarnya potensinya bisa sampai 5 kali panen,” paparnya.
Dengan sistem pertanaman lama, setiap Rante bisa panen antara kisaran 25 Kaleng sementara dengan Sistem Jajar Legowo Salibu bisa panen antara 30 hingga 35 kaleng per Rante. (DD/ANA)




