Urip mengatakan bahwa fenomena La Nina tahun ini diprediksi memiliki dampak yang relatif sama dengan La Nina pada tahun 2020. “Dari analogi kejadian La Nina tahun 2020 lalu, menunjukkan bahwa curah hujan mengalami peningkatan pada November-Desember-Januari terutama di wilayah Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, hingga NTT, Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan, berkisar antara 20-70 persen di atas normalnya,” katanya.
Dampak La Nina Terhadap Cuaca di Indonesia
Karena mengakibatkan terjadinya penyimpangan iklim dan bertambahnya jumlah curah hujan, bahkan hingga dapat mengakibatkan kemarau basah dan bahkan memiliki periode berulang 2-7 tahunan, maka BMKG juga menyatakan bahwa La Nina juga berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, dan sebagainya.
Berikut dampak La Nina terhadap curah hujan bulanan di Indonesia:
– November – Desember 2021 pada umumnya berada pada kategori menengah – tinggi. Curah hujan sangat tinggi >500mm/bulan diprekirakan terjadi di NAD bagian barat, Sumatera Utara bagian barat, Sumatera Barat bagian selatan, Bengkulu bagian selatan, Jawa Barat bagian selatan, Sulawesi Barat bagian tengah, dan Papua bagian tengah;