DETIKDATA, JAKARTA – Mantan Duta Besar (Dubes) RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Makarim Wibisono mengatakan, kembali berkuasanya kelompok Taliban di Afghanistan belum berdampak bagi keamanan Indonesia.
Hal tetsebut disampaikan Makarim melalui keterangan tertulisnya, Jumat (10/9/2021).
“Sebab Afghanistan masih sibuk dengan urusan domestiknya,” kata Makarim.
Menurutnya, sebelum pandemi COVID-19, separuh penduduk Afghanistan berada di bawah garis kemiskinan.
“Hal itu bertambah setelah pandemi melanda dunia termasuk Afghanistan. Hal inilah yang menjadi fokus bagi Taliban,” ujar Makarim.
Selain pandemi COVID-19 dan masalah kemiskinan, persoalan multietnik dan afiliasi politik, merupakan pekerjaan rumah besar yang juga dihadapi kelompok Taliban.
Untuk membentuk pemerintahan yang stabil, Taliban harus mampu mengintegrasikan seluruh faksi di Afghanistan.
“Taliban didukung oleh sebagian besar etnis Pashtun. Sedangkan etnis-etnis lain memiliki afiliasi politik sendiri, seperti Hazara yang mendukung faksi Syiah, dan Uzbek yang nasionalis,” kata Makarim.
Pengamat Politik Internasional Prof Imron Cotan sependapat bahwa kelompok Taliban tengah disibukkan oleh situasi dalam negeri dan yang lebih berat dihadapi Taliban ialah memperoleh pengakuan internasional.
Akan tetapi, hal itu bukan tidak mungkin diraih bila melihat fakta Direktur Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) William Burns menggelar pertemuan rahasia dengan salah satu pemimpin Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar di Kabul, Afghanistan.
“Jadi, selama mereka mendirikan pemerintahan yang all inclusive dan menghargai HAM, maka tak sulit bagi mereka untuk memperoleh pengakuan internasional,” ujar Imron.
Imron juga menyoroti segelintir orang di Indonesia yang menilai kemenangan Taliban di Afghanistan, menjadi inspirasi untuk mendirikan negara islam di Tanah Air. Angan-angan semacam itu adalah kekeliruan. Sebab, Indonesia dari dulu merupakan negara yang moderat dan berada di tengah.
Sedangkan Direktur Eksekutif Moya Institute Hery Sucipto mengatakan, kemenangan Taliban dan perginya Amerika Serikat dari Afghanistan cukup mengagetkan dunia.
“Hal tersebut mengingatkan publik dunia pada kekalahan Amerika di Vietnam dekade 1970-an,” ujarnya.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia mengimbau Afghanistan tidak dijadikan tempat pelatihan teroris, setelah Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus 2021.
Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi, melalui keterangan tertulis usai pertemuan menteri luar negeri dan menteri pertahanan (2+2) Indonesia-Australia di Jakarta, Kamis (9/9/2021). (DD/EB)




