DETIKDATA, JAKARTA – Komoditas batu bara tak hanya digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik tenaga uap, namun memiliki nilai untuk dikembangkan menjadi anoda baterai.
Hal itu disampaikan Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Tata Kelola Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara, Irwandy Arif, melalui keterangan tertulis, Rabu (18/8/2021).
“Kalau kita melihat material yang akan datang yang akan menjadi energi itu dari nikel, kobal, tetapi dari batu bara ada kesempatan untuk menjadi anodanya, yaitu grafit,” kata Irwandy Arif.
Anoda adalah elektrode, bisa berupa logam maupun penghantar listrik lain, pada sel elektrokimia yang terpolarisasi jika arus listrik mengalir ke dalamnya.
Sedangkan grafit merupakan mineral native element dengan komposisi karbon.
Mineral itu memiliki banyak karakteristik unik. Sifat-sifat unik yang dimiliki grafit membuat mineral tersebut memiliki banyak kegunaan, salah satunya sebagai bahan baku untuk baterai kering.
Meskipun biaya per kilogram baterai termahal adalah katoda berbasis nikel, akan tetapi komponen terbesar secara keseluruhan dari baterai tersebut justru anoda yang terbuat dari mineral grafit.
Tingginya tren permintaan grafit alam lantas menempatkan status mineral tersebut sebagai material kritis di masa mendatang, sehingga grafit sintetik dari batu bara menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan anoda baterai.
Menurut Irwandy, kebutuhan grafit yang akan terus meningkat seiring pertumbuhan kendaraan listrik menjadi peluang bagi pertambangan batu bara untuk mulai memproduksi grafit.
“Kemudian ada critical raw materials atau bahan baku kritis termasuk coking coal, selain daripada grafit. Ini peluang-peluang untuk beralih mengembangkan tambang batu bara,” kata Irwandy.
Sebelumnya, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Tekmira) Badan Litbang Kementerian ESDM menginisiasi penelitian anoda baterai dari bahan batu bara dengan mengkonversi menjadi grafit sintetik untuk anoda baterai.
Tingginya tren permintaan grafit alam lantas menempatkan status mineral tersebut sebagai material kritis di masa mendatang, sehingga grafit sintetik dari batu bara menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan anoda baterai. (DD/EB)