Oleh : Charles Venirius Lisnahan; Agustinus Agung Dethan; Polikarpia W. Bani
Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Timor
Permasalahan pertumbuhan ayam kampung yang lambat dan produksi telur yang rendah seperti yang dialami Kelompok Ibu Rumah Tangga “Perempuan Sion” menarik perhatian tim pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Timor untuk memberikan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan. Tujuannya adalah memotivasi kelompok peternak mengembangkan populasi maupun produksi daging dan telur dalam mencukupi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat. Selain itu juga untuk meningkatkan pendapatan peternak. Kelompok ini terdiri dari 5 orang yang berlokasi di Kelurahan Sasi Kefamenanu, NTT. Usaha yang dilakukan kelompok ini adalah budidaya ayam kampung. Selain beternak, juga bertani khususnya tanaman sayur-sayuran dengan tujuan memanfaatkan ekskreta ayam untuk pemupukan.
Kendala yang dihadapi kelompok selama pemeliharaan yaitu manajemen pemeliharaan yang intensif yang belum dikuasai karena ternak ini hanya dipelihara begitu saja dalam skala rumah tangga. Permasalahan dimulai dengan adanya penegeraman telur secara alami (bukan dengan mesin tetas) sehingga popoulasi ayam berkembang lambat. Perkandangan yang digunakan cukup layak tetapi penataan dan kebersihan kandang yang kurang baik dapat mengganggu pertumbuhan ternak, kenyamanan dan kesehatan peternak, dan akibat lebih lanjut menyebabkan polusi udara di lingkungan sekitar kandang. Pemeliharaan biasanya memanfaatkan atau menggunakan limbah rumah tangga, tanpa memperhatikan manajemen kandang, pencegahan penyakit dan terutama pakan yang berkualitas dalam jumlah yang cukup dan selalu tersedia. Selain itu permasalan yang terjadi adalah kurangnya pengetahuan tentang pakan yang berkualitas bagi ternak ayam untuk meningkatkan produktivitas belum banyak diketahui kelompok. Masalah lain yaitu limbah yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Selama ini belum adanya upaya untuk pengolahan lebih lanjut untuk mengurangi resiko penyakit maupun pencemaran lingkungan.
Kegiatan Pengabdian ini dilaksanakan selama 6 bulan sejak bulan Mei sampai Oktober 2020. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu metode participatory action research. Kelompok IRT “Perempuan Sion, Ketua RT dan tim pelaksana secara bersama-sama dilibatkan dalam penentuan jenis kegiatan dan pelaksanaan kegiatan di lapangan. Kegiatan pendampingan dilakukan oleh tim pendukung mahasiswa (S-1) sebanyak 3 orang sebagai sarana monitoring dan evaluasi kegiatan sekaligus sebagai sarana peningkatan ketrampilan mahasiswa dan pembekalan sebelum memasuki dunia kerja. Pada tahapan kegiatan ini dilakukan dengan presentasi kegiatan tentang cara atau model yang dikembangkan masing-masing kegiatan sekaligus praktek atau pelatihan dan aplikasi lapangan.
Tahapan-tahapan pada kegiatan meliputi 1) Manajemen penetasan dan pemeliharaan anak ayam dalam brooding; 2) Pembuatan pakan komplit; 3) Penataan kandang dan pemeliharaan fase grower; 4) Pembuatan pupuk bokasi dengan memanfaatkan ekskreta ayam, dicampur dengan EM4 dan gula lontar; dan 5) Evaluasi kegiatan.
Dari kegiatan pengabdian ini, terjadi perubahan pada kelompok mitra yaitu:
1. Produksi telur dari induk ayam kelompok yaitu terjadi peningkatan frekuensi peneluran menjadi 2 kali dalam 4 bulan, dibandingkan sebelumnya 2-3 kali pertahun. Hal ini karena induk tidak diberi kesempatan untuk mengerami telur sendiri, tapi dierami dengan mesin tetas. Demikian juga jumlah telur terjadi peningkatan dari 45 butir/tahun menjadi 30 butir/4 bulan.
2. Perubahan pada ketrampilan menggunakan mesin tetas, kelompok mitra berhasil menetaskan telur dengan tingkat fertilitas 85% dan daya tetas 70%. Telur yang tidak fertil dalam 3 hari disortir dan 15% telur yang tidak fertil dikonsumsi kelompok mitra.
3. Pakan yang digunakan sebelumnya adalah Pakan BR 1 dan 2, limbah rumah tangga, dan ayam dibiarkan mencari sendiri di dalaman rumah. Setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan maka pakan yang digunakan adalah konsentrat yang dibuat sendiri terdiri dari jagung giling, bekatul, tepung ikan, bungkil kedelai, kapur, asam amino methionine, lysine, premix mineral, premix vitamin. Harga pakan dapat ditekan Rp. 3.000/kg. Bahan pakan, semakin lengkap dan seimbang sesuai kebutuhan ternak setiap fase pemeliharaan.
4. Terjadi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan kelompok peternak dengan keuntungan Rp. 3.250.000 dengan volume pemeliharaan 100 ekor ayam kampung sejak DOC sampai umur 3-5 bulan. Sebelumnya pendapatan kelompok dari 100 ekor terjual tidak lebih dari Rp. 2.000.000.
5. Perubahan ketrampilan/pengetahuan terjadi karena sebelumnya kelompok kurang paham dan dan kurang terampil beternak ayam kampung, sekarang peternak telah terampil beternak ayam kampung. Peternak bisa menetaskan telur sendiri menggunakan alat tetas, memelihara dalam brooding, vaksinasi, pencampuran pakan, dan pemeliharaan fase grower, dan juga melakukan pembersihan kandang dan fumigasi secara rutin, dan dapat membuat pupuk bokasi.
6. Dampak sosial yang terjadi adalah lebih banyak waktu dan tenaga lebih dicurahkan untuk memelihara ayam kampung dar sebelumnya yaitu belum/kurang perhatian terhadap ternak ayam kampung yang dipelihara kelompok peternak.
Tim Pengabdian mengucapkan banyak terimakasih kepada Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional, Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan yang telah memberikan bantuan dana pengabdian melalui Hibah Program Kemitraan Masyarakat tahun 2020.