Gubernur NTT Perintahkan Jajarannya Serius Tangani Stunting

DETIKDATA, KUPANG – Prevalensi stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 masih di atas 30 persen. Akibatnya NTT masuk kategori “Merah”.

Terkait hal tersebut Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat memerintahkan jajarannya, juga seluruh kepala daerah di NTT untuk melakukan penanganan stunting secara serius.

“Jangan hanya duduk di kantor saja tetapi harus turun langsung ke desa-desa untuk memonitor langsung stunting di daerahnya masing-masing,” tegas gubernur dalam acara Sosialiasi RAN PASTI BKKBN di Kupang, Jumat (4/3/2022) seperti yang disampaikan dalam siaran pers BKKBN.

Gubernur NTT juga menegaskan komitmennya, dan mengajak jajarannya, serta pihak terkait untuk bekerja maksimal dalam pengentasan kemiskinan dan menurunkan angka stunting.

“Mulai hari ini, saya perintahkan kepada semua jajaran saya dan kepada seluruh kepala daerah se-NTT untuk menggunakan data akurat yang dimiliki BKKBN dalam memetakan keluarga yang memiliki anak stunting dan keluarga yang berpotensi stunting,” katanya.

Lebih lanjut disampaikan bahwa data tentang keluarga by name by address milik BKKBN sangat memudahkan untuk melakukan intervensi kepada keluarga yang berpotensi stunting.

Mulai saat ini ia ingin ada laporan berapa orang yang hamil di desa, dan berapa anak stunting yang ada. “Saya tidak mau lagi mendengar kabar ada 90 persen ibu-ibu warga Kabupaten Malaka yang kadar HB-nya di bawah 90. Saya juga tidak ingin lagi jika berkunjung ke daerah-daerah hanya mendapat laporan soal luas wilayah atau jumlah penduduk,” ujarnya.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, dukungan dan komitmen tegas dari Gubernur NTT tersebut menunjukkan bahwa percepatan penurunan stunting di NTT pada khususnya dan Indonesia pada umumnya sudah on the track.

Disebutkan BKKBN memiliki 4.298 Tim Pendamping Keluarga (TPK) di NTT yang jika disetarakan berjumlah 12.894 orang. Apalagi jika TPK dikolaborasikan dengan 75 perguruan tinggi yang ada di NTT dengan Program Kampus Merdeka. “Ini akan menghasilkan pola kerja sama yang dahsyat untuk ikhtiar kita mempercepat penurunan stunting di NTT,” ungkapnya.

Sementara Bupati Manggarai Timur Agas Andreas mengakui sangat terbantu dengan data dan program yang dimiliki BKKBN. “Saya bertekad dengan arahan jelas dan tegas dari Gubernur NTT serta bimbingan teknis dari BKKBN akan bisa menurunkan stunting di daerah saya,” katanya.

Rangkaian acara sosialisasi RAN PASTI di NTT ini untuk lebih memperkuat koordinasi dan kesepahaman tentang mekanisme tata kerja, pemantauan, pelaporan, evaluasi dan skenario pendanaan stunting di daerah. (DD/HB)