Sejuta serpihan kaca menggariskan pantulan bayangan
Terlihat silau atas remang-remang cahaya
Merobek pandangan saat senyum itu kusam
Titisan kiasan melayang dibawah intuisi
Rabun melihat wajah senduh dibuntuti alam raya
Dalam restu sang waktu lukisan garis kemiskinan melampaui
Serpihan itu diikat satukan dengan nafsu berlebihan
Bahwasanya ingin memandang senyum sinis pada angan-angan
Robek saja wajah ini biar terasa luka dari pada katarak
Dari sudut pintu sejenak membaluti diri
Menentang akal sehat atas dari jahanamnya keinginan
Lepaskan gentayangan yang menghuni akal pikir!
Tentang serpihan itu biarlah ditelan tanah
Sembunyikan kilau dari pada murtat
Sekejap refleksi tentang penipu bayang-bayang
Bangkit dengan tegak berjalanlah diatas kesadaran
Mungkin ada lukisan kumuh menciptakan sukariah
Dari mulut singa menceritakan bangkai
Ada wangi teratai dalam gua angker
Cukup berdiri diatas bukit keramahan yang tercipta kesegaran
Ada Amin dan Haleluyah.
Kefamenanu, 15 Oktober 2021