Entah harus dari mana kumulai cerita ini
Malam yang sunyi nan sepi perlahan mulai merayap di hati
Segelas kopi Timor menemaniku di tepi rumah
Resapi kopi Timor menuntun jari jemari ajak bercakap denganmu
Hingga intuisi alunan cakepan perlahan memeras hati yang samar
Aku yang mencintaimu dalam bisu
Menahan frasa yang samar kian tak meredam
Rasa gemar aku bertemu denganmu
Namun, menyapamu saja aku tak becus
Lalu, apa dayaku?
Bahkan angin pun membisu dalam bisikannya
Ketika aku mengadu tentang apa saja yang bersepadam dengan dirimu
Lalu lantunan sya’ir bagiku
Enyala mungkin bagiku cukup Tuhan yang tahu
Tentang samar dan bagaimana dekapan yang sama dalam melodi hati
Karena bahagia kita masih dalam balutan dekatan namun masih bisa menyelipkan namamu di setiap sya’ir doaku.
Kefamenanu, 27 September 2021