DETIKDATA, JAKARTA – PT. Pertamina (Persero) akan memproduksi bahan bakar minyak jenis solar, dengan kadar setana 51 dan kandungan sulfur maksimal 50 ppm atau bagian per sejuta mulai Agustus 2021.
Hal itu menyusul pernyataan pemerintah yang akan menerapkan kebijakan standar emisi Euro IV mulai 1 April 2022, setelah sebelumnya sempat tertunda pada April tahun ini akibat pandemi COVID-19.
“Rencananya pada bulan Agustus ini sudah bisa memproduksi melalui refinery Dumai dan Balikpapan. Kami akan memproduksi sekitar 100 juta barel di masing-masing refinery,” kata Manager Product and Service Development Subholding Commercial and Trading Pertamina, Choerniadi Tomo, melalui keterangan tertulisnya, Kamis (24/6/2021).
Menurut Choerniadi, pihaknya akan menyalurkan produk solar rendah emisi menggunakan saluran distribusi Pertamina Dex yang berasal dari empat kilang, yaitu RU II Dumai, RU V Balikpapan, RU VI Balongan, dan RU IV Cilacap.
“Perseroan menargetkan sebaran Pertamina Dex di daerah mencapai 2.055 outlet pada 31 Desember 2021. Jumlah itu akan meningkatkan hingga April 2022,” ucap Choerniadi.
Saat ini terdapat empat daerah yang belum menyediakan Pertamina Dex, yaitu Tarakan, Ternate, Jayapura, dan Ambon. Perseroan memastikan produk tersebut siap digunakan pada tahun ini.
“Kalau masih ada daerah lain yang belum siap, kami akan kirimkan dalam bentuk kemasan jerigen,” ujar Choerniadi.
Ia menambahkan, timeline produksi Pertamina Dex Euro IV akan disimpan di tangki yang ada, dan sebagian lainnya akan dimasukkan ke tangki eksisting yang kandungan sulfurnya sekitar 100 hingga 150 ppm.
“Mudah-mudahan bisa siap di tanggal 1 April 2022, sesuai dengan keinginan stakeholder bersama,” ujar Choerniadi.
Sementara itu, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dan Organisasi Angkutan Darat (Organda) menyatakan dukungan terhadap penerapan standar emisi Euro IV untuk kendaraan diesel yang dimulai 1 April 2022.
“Penerapan bahan bakar diesel Euro IV sebaiknya tetap dilaksanakan bulan April 2022. Selain kami mempersiapkan unit kendaraan, tentunya perlu mempersiapkan macam-macam lainnya seperti laboratorium uji mesin,” ujar Sekretaris Gaikindo Abdul Rochim. (DD/EB)