DETIKDATA, KEFAMENANU – Dampak hujan deras pada tanggal 03-04 April 2021, yang melanda hampir seluruh wilayah Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mengakibatkan dampak ikutan yang dirasakan masyarakat di Desa Noepesu, Kecamatan Miomafo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
Kepala Desa Yosep Mamo saat bersama jurnalis dalam melakukan pendataan di sepanjang area persawahan masyarakatnya pada (08/042021), yang dikikis arus sungai, mengatakan tak ada lagi harapan bagi warganya untuk mengelola sawah.
Menurut Mamo, tidak layak lagi area persawahan digarap lagi diakibatkan oleh pasir yang tebal, rusaknya irigasi dan terjadinya longsor di beberapa titik.
“Ini tidak ada harapan untuk garap lagi, butuh lima-enam tahun baru bisa, semuanya terjadi dalam waktu yang singkat, yaitu dua malam dua hari saja,” keluh Mamo.
Lanjut Kades, mata pencaharian masyarakat harus beralih. Lanjut Mamo, pendapatan yang tepat bagi rakyat adalah objek wisata, yang paling bernilai adalah sejarahnya.
“Silahkan masyarakat membuat Lopo, lalu kita sediakan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menggambarkan kepada pengunjung tentang sejarah terbentuknya tekstur sepanjang sungai yang berubah drastis, dan karena didukung oleh alam yang indah, kita bisa beralih ke parawisata, masyarakat bisa dapat uang,” kata Mamo.
Pantauaan media ini, pendataan dilakukan oleh aparat Desa Noepesu bersama aktivis Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Kefamenanu. (DD/DS)




